Tutupan Lahan Beralih Fungsi, Tanah Longsor Mengintai 6 Daerah di Jateng

Warga enam daerah harus ekstra waspada

Semarang, IDN Times - Tutupan lahan yang telah beralih fungsi di area pegunungan tengah menyebabkan kawasan tersebut rawan diterjang tanah longsor selama musim penghujan 2020. Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Syafrudin mmengungkapkan bencana tanah longsor jadi ancaman serius bagi masyarakat yang tinggal di area dataran tinggi dengan kondisi wilayah yang didominasi perbukitan. 

"Kalau mengacu pada dampak fenomena La Nina dengan bertambahnya curah hujan mulai bulan ini hingga beberapa bulan ke depan, maka tanah longsor berpeluang muncul di kawasan pegunungan tengah," ujar Syafrudin saat dikontak IDN Times, Sabtu (14/11/2020).

1. Kebumen, Cilacap hingga Brebes selatan berpotensi dilanda tanah longsor

Tutupan Lahan Beralih Fungsi, Tanah Longsor Mengintai 6 Daerah di JatengDok.IDN Times/Istimewa

Menurutnya paling tidak ada enam kabupaten/kota yang sangat rawan dilanda bencana tanah longsor di pegunungan tengah. Masing-masing wilayah bagian utara Kabupaten Cilacap, wilayah utara Kebumen, sebagian Banyumas, Banjarnegara, Purbalingga dan wilayah selatan Kabupaten Brebes.

Lebih lanjut, ia menjelaskan dengan kondisi alih fungsi lahan yang sering muncul di wilayah tersebut, saat ini membuat rumah-rumah di dataran tinggi mudah terkena tanah longsor. 

"Paling banyak faktornya karena tutupan lahannya sudah beralih fungsi. Itu termasuk penyebab dari sisi geologisnya. Kita juga telah memetakan zona rawan tanah gerak di beberapa titik. Mapping tanah gerak kita lakukan bersama Badan Geologi dan Dinas ESDM Jawa Tengah," jelasnya. 

Baca Juga: Efek La Nina, 5 Daerah di Jateng ini Terancam Banjir dan Longsor

2. Ribuan relawan SAR dan BPBD bersama TNI/Polri diminta antisipasi bencana hidrometrologi

Tutupan Lahan Beralih Fungsi, Tanah Longsor Mengintai 6 Daerah di JatengIlustrasi Banjir Jakarta (IDN Times/Mardya Shakti)

Pihaknya menyatakan kini tengah menggencarkan sosialisasi bersama ribuan relawan SAR dan BPBD untuk mengantisipasi munculnya tanah longsor saat musim hujan tiba. 

Upaya pencegahan dilakukan serentak ketika curah hujan dalam kondisi intensitas sedang hingga tinggi. Menurutnya situasi musim hujan kali ini cenderung agak berbeda dengan tahun sebelumnya mengingat saat ini terdapat La Nina yang menyebabkan curah hujan meningkat 40 persen ketimbang kondisi normal. 

"Kita gerakan lagi sosialisasi-sosialisasi dengan warga, kita juga dibantu personel TNI/Polri untuk mengantisipasi bencana hidrometrologi. Posko-posko penanggulangan bencana diaktifkan lagi," ujar Syafrudin. 

3. Alokasi dana bencana di Jateng dipotong 30 persen. BPBD minta bantuan CSR dunia usaha

Tutupan Lahan Beralih Fungsi, Tanah Longsor Mengintai 6 Daerah di Jatengilustrasi Petugas BPBD PPU distribusikan makanan buat warga korban banjir (IDN Time/Dok BPBD PPU)

Untuk alokasi dana kebencanaan, katanya selama pandemik pihaknya mengandalkan tambahan anggaran bantuan dari Corporate Social Responsibility (CSR) dunia usaha serta sokongan dana dari pihak lainnya macam Dinas Sosial untuk anggaran logistik. 

"Karena bersamaan dengan situasi pandemik, maka dana bencana dari Jateng dikurangi 30 persen. Imbasnya kita mau gak mau harus menghimpun anggaran tambahan dari Dinas Sosial dan tambahan sumber dana dari CSR dunia usaha," tandasnya. 

Baca Juga: COVID-19 Jateng Melonjak, Kepala Daerah Minta PCR, Ganjar: Beli Sendiri 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya