Keren Abis! Mahasiswa USM Ciptakan Swab Portable, Begini Cara Kerjanya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Sejumlah mahasiswa Teknik Elektro Universitas Semarang (USM) membuat kejutan dalam ajang lomba Kreatifitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) yang dihelat di Kota Semarang tahun 2020. Terdapat tiga mahasiswa masing-masing Endra Rahmawan, Muhammad Irsyadur Ramadhan serta Riyan Bagas Firmansyah yang menyabet juara utama setelah mampu menciptakan peralatan tes swab PCR portable tiny lab.
Alat swab PCR portable yang mereka bikin mampu menyisihkan dua pesaingnya dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang harus puas mendapat juara dua dan Politeknik Negeri Semarang (Polines) dapat juara tiga.
1. Swab portable ciptaan mahasiswa USM bisa memisahkan spesimen sekitar 1 menit
Endra Rahmawan lantas mengungkapkan cara kerja swab portable yang ia ciptakan bersama kedua rekannya. Ia bilang dengan menggunakan swab portable tiny lab nantinya juga bisa mengambil sampel tes spesimen dari masyarakat.
Kemudian sampel spesimennya dicampur dengan Reagen dalam mikrotube.
"Setelah dimasukan ke dalam mikrotube lalu diperiksa ke dalam centrifuge dengan waktu kurang lebih 45 detik sampai dengan 1 menit dengan kecepatan 2500rpm. Fungsi dari centrifuge untik memisahkan partikel dengan kerapatan yang berbeda. Lalu masukan mikrotube kedalam alat thermocycler yang harus melewati tiga tahapan," katanya dalam keterangan resmi yang didapat IDN Times, Selasa (29/9/2020).
Baca Juga: Populerkan Pramuka, Tiga Mahasiswa USM Bikin Aplikasi Game Ini
2. Swab portable milik mahasiswa USM bisa mengatur suhu udara tertentu
Dalam tahap pertama, katanya disebut dengan proses denaturasi atau pemisahan dengan kondisi suhu diatur antara 93-95 derajat celcius.
Editor’s picks
Tujuan dari tahap denaturasi ini yaitu memisahkan rantaian tunggal hidrogen antar basa yang terdapat dalam pasangan untai DNA template.
Setelah itu, baru masuk tahap kedua berupa annealing atau penempelan. Pada proses ini suhu didinginkan hingga 55 derajat celcius untuk memutus ikatan ganda DNA tamplate menjadi untai tunggal dan tahap selanjutnya yaitu extension (pemanjangan).
Pada tahapan tersebut, biasanya dilakukan berulang kali hingga secara berurutan dari tahap 1-3 dan balik lagi ke tahap 1 dan membutuhkan waktu kisaran 1 menit tiap tahapan.
Prosesnya diulang sampai 33 kali dengan total waktu sekitar 33 menit untuk proses thermocycler.
Proses ketiga yaitu siapkan wadah dan sekat lalu masukkan jelly agar-agar dan diamkan jelly tersebut beberapa saat sampai kondisinya dingin. Kemudian angkat sekat tersebut lalu masukkan sampel tadi kedalam sekat tersebut lalu taruh di electroforesis dengan memakai LED Ultraviolet dengan spektrum 470nm.
3. USM bangga ada mahasiswanya yang bisa raih prestasi saat pandemik COVID-19
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Dr Supari MT mengaku selama merancang swab PCR portable, para mahasiswa tersebut dibimbing oleh seorang dosen Teknik elektro USM Satria Pinandita.
"Kami sangat apresiasi atas prestasi ini, dan kami berharap bisa memacu dan mendorong mahasiswa lain untuk senantiasa berprestasi walaupun saat pandemik," ujarnya.
Sedangkan dalam waktu dekat, pihaknya akan ikut serta dalam kontes robot bertaraf nasional. Pihaknya menargetkan mampu meraih juara umum dalam ajang robotik tersebut.
Baca Juga: 16 Titik di Semarang Dipasang Wastafel Portable, Cegah Virus Corona