TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perjuangan Liliyana Natsir Awal Jadi Atlet Hingga Raih Banyak Gelar

Butet berikan semangat di Audisi Bulu Tangkis 2019

Liliyana Natsir bercerita di hadapan peserta audisi umum bulutangkis di GOR Jati Kudus. (IDN Times/Istimewa)

Kudus, IDN Times - Usai pensiun pada awal tahun 2019 lalu, atlet senior Liliyana Natsir sebagai jajaran pencari bakat pada klub bulutangkis PB Djarum Kudus. Butet sapaan akrabnya pun menepati janji untuk memberikan semangat kepada ratusan peserta audisi umum beasiswa bulutangkis PB Djarum di Kudus, Senin (18/11).

Peraih medali emas pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016 ini menepati janjinya, mengamati dan menyaring bibit-bibit pebulutangkis calon juara dunia di lima kota Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019, yakni Bandung, Purwokerto, Surabaya, Solo Raya, dan Kudus.

Baca Juga: Datang dari Malaysia 4 Bocah ini Ikuti Audisi Bulu Tangkis 2019 

1. Butet ceritakan awal mula jadi atlet bulu tangkis

IDN Times/Istimewa

Dalam sebuah acara bincang-bincang yang digelar di halaman depan GOR Djarum, Jati, Kudus, perempuan kelahiran Manado yang menghabiskan 24 tahun berkarier sebagai atlet bulutangkis itu mengungkap masa lalunya saat meniti karier bulu tangkis di ibukota Jakarta.

"Kak Butet dari Manado ke Jakarta diantar sama Mama. Setelah itu Mama kembali pulang. Meski saya anak bungsu yang biasa dimanja, setelah ditinggal orangtua lalu dipaksa mandiri. Awalnya, rasanya dunia kiamat," tuturnya dihadapan peserta audisi di Gor Djati Kudus, Senin (18/11).

Ia pun mengaku, ketika kangen dengan kampung halaman mesti harus pergi ke warung telepon untuk interlokal ke Manado. "Kalau kangen kampung halaman, musti pergi ke wartel (warung telepon) untuk telepon interlokal ke Manado. Memang zaman sekarang yang sudah bisa video call," tambah Butet, yang disambut tawa para penggemarnya.

Di hadapan ratusan anak dan orangtua yang menjejali muka panggung, Butet menyebut dirinya sebagai tipe manusia yang "tidak mau kalah". "Tentunya dalam arti positif. Jika saya kalah hari ini, besok harus menang! Baru saya puas," katanya.

Butet, yang kini juga bertugas sebagai Technical Adviser PB Djarum, menemukan banyak hal baru saat memikul tanggungjawab baru di Audisi Umum. Dari balik meja Tim Pencari Bakat, kini yang menilai, memantau, lalu mencari, anak-anak yang bertanding di lapangan.

"Seperti kilas balik ke awal karier saya di Manado dulu, tapi bedanya tanggungjawab baru sebagai pencari bakat," jelas Butet, yang mengakhiri kariernya dengan sederet gelar juara bergengsi.

2. Giat berlatih dan disiplin

IDN Times/Istimewa

Mengingat masa lalunya yang nekat meninggalkan kampung halaman pada usia relatif masih belia, Butet lantas menyelipkan pesan bagi para pebulutangkis yang tengah berjuang melalui Audisi Umum di Kudus.

"Dalam olahraga itu ada menang dan belum berhasil. Pada saat belum diterima, bukan berarti gagal total. Tetaplah semangat untuk terus berlatih, karena kalian masih punya kesempatan untuk mencoba lagi. Jangan cepat kecewa," kata pebulutangkis yang sudah akrab dengan bulu tangkis saat usianya baru menginjak 9 tahun.

Ditambahkan dia, jika sudah berhasil masuk ke PB Djarum ia berpesan disiplin menjadi utama. Selain itu juga harus fokus latihan dengan giat.

"Ketika sudah berhasil masuk PB Djarum, disiplin menjadi hal yang utama. Kalian harus fokus latihan dengan giat. Jika pelatih kasih program, jangan tawar. Malah sebaliknya, tambah latihan jika dirasa kurang. Dan juga harus atur dengan baik istirahat dan makan," demikian Butet berpesan.

Baca Juga: PB Djarum Pastikan Audisi Bulu Tangkis Tahun 2020 Tetap Berjalan

Berita Terkini Lainnya