Magelang, IDN Times- Berada pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl), obyek wisata Ketep Pass di Jalan Blabak-Boyolali KM 16, Sawangan Magelang, serasa berada di atas awan.
Kabut tipis yang turun perlahan serta udara sejuk tak menyurutkan para pelancong untuk menghabiskan liburannya sembari mempelajari keunikan gunung api di Museum Ketep Volcano Centre.
Erlina, seorang wisatawan dari Ciamis, Jawa Barat mengaku takjub dengan panorama yang disuguhkan gardu pandang Ketep Pass. "Rasanya senang bisa bawa anak-anak kemari, biar sekali-kali mereka belajar wisata alam, jadi enggak cuma main gadget aja di rumah," ujar ibu dua anak tersebut kepada IDN Times.
Piknik liburan sekolah kali ini, Ia membawa serta keluarga besarnya sambil belajar sejarah gunung berapi. Menurutnya informasi kegunungapian di Ketep Pass bisa menambah pengetahuan anak-anaknya. Hal ini agar anak-anak lebih mencintai kelestarian alam sekitar.
"Biar kelak kalau sudah besar nanti anak-anak punya rasa kepedulian yang tinggi terhadap pelestarian alam," akunya kepada IDN Times, Jumat (12/7).
Kepala Bagian Pemasaran dan Promosi Ketep Pass, Edwar Alfian, mengatakan momentum libur panjang anak sekolah menjadi kegiatan yang tak boleh dilewatkan untuk meraup wisatawan dari luar kota. "Karena bertepatan dengan libur sekolah, maka kunjungan wisatawan di sini lumayan ramai. Saban hari tidak kurang ada 4.000 orang sampai 8.000 orang yang berlibur kemari," kata Alfian kepada IDN Times.
Harga tiket masuk Ketep Pass pun tidak membuat kantong bolong. Pada hari biasa, pengunjung cukup merogoh kocek Rp10 ribu. Namun bila akhir pekan tiba, harga tiketnya Rp12 ribu per lembar.
"Itu sudah termasuk biaya asuransi juga," ujarnya. Pengunjung, katanya dapat menikmati ragam wahana. Mulai tayangan bioskop selama 22 menit dengan menampilkan dua film dokumenter berjudul 'Bumi Merapi' dan 'Merapi Tak Pernah Ingkar Janji' untuk mengingatkan kedahsyatan erupsi Merapi yang terjadi tahun 2010 lalu.
Pihaknya pun menyuguhkan fasilitas dua gardu pandang yang dilengkapi teropong untuk menyaksikan dari dekat penampakan sejumlah gunung seperti Merapi, Merbabu dan Slamet. Jika ingin melihat sunrise, pengunjung disarankan datang lebih pagi sekitar pukul 05.30 WIB. "Waktu terbaik lihat sunrise agar tidak kena kabut ya sekitar jam 06.00-08.00 pagi," bebernya.
Saat menyusuri Musem Volcano Centre, pengunjung bisa mendapatkan informasi yang detail mengenai seluk beluk Gunung Merapi, beberapa penampakan bebatuan sisa erupsi dari tahun ke tahun hingga berkesempatan mengintip keelokan kubah baru pada puncak Merapi lewat dua buah gardu pandang.
Pihaknya menargetkan mampu menggaet 400 ribu wisatawan selama tahun ini. Ia mengaku optimistis mampu meraih pengunjung sebanyak itu mengingat dari periode Januari hingga bulan ini, jumlah wisatawan yang berlibur di Ketep Pass sudah mencapai 200 ribuan orang atau naik 22 persen ketimbang kondisi tahun lalu pada periode yang sama.
Sejumlah momentum untuk menjaring wisatawan dapat dilakukan saat musim libur panjang Idulfitri, perayaan Natal, libur panjang tahun ajaran baru serta rutin jemput bola ke berbagai biro wisata yang ada di Ibukota Jakarta.
"Kita juga kerap blusukan ke sekolah-sekolah dan mengajak para biro wisata dari Jakarta untuk mengunjungi Ketep Pass. Ini yang menyumbang paling banyak tingkat kunjungan kemari. Sebab, satu biro Jakarta bisa bawa 12 bus sekaligus. Sesuai instruksi Kadisporapar Magelang, kita berupaya menguatkan sisi story tellingnya. Apalagi masih ada 200 spot wisata lebih yang belum terekspos di Magelang," cetusnya.
Edwar menambahkan saat status Merapi dalam kondisi waspada hampir setahun terakhir ternyata membawa berkah tersendiri. Alfian menuturkan banyak orang datang ke Ketep Pass untuk berburu informasi terkini tentang Merapi.
"Merapi ini sangat populer karena empat tahun sekali mengalami eerupsi. Dan sekarang satu tahun lebih statusnya masihbwaspada. Ini jadi momentum terlama dengan kondisi gempa tremor terjadi terus-menerus. Makanya belakangan ini banyak orang liburan ke Ketep Pass untuk menggali informasi tentang Merapi," terangnya.
"Tentunya ini jadi tangan luar biasa buat kami sebagai kepanjangan tangan dari BPPTG dan Badan Geologi demi memberikan informasi sedetail mungkin mengenai dampak dari erupsi Merapi. Termasuk sisi keindahan, penanganan mitigasi dan antisipasi resikonya," pungkasnya.