TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

80 Persen Pengusaha di Jateng Bayar THR Ontime, 20 Persen Nekat Nyicil

Apindo minta pengusaha berikan semua hak bagi buruhnya

ilustrasi. Para karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja di Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 2019. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Semarang, IDN Times - Proses pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) selalu menjadi cerita klasik setiap kali menjelang momentum Lebaran. Selama pandemik COVID-19, pemberian THR juga memunculkan persoalan tersendiri khususnya di Jawa Tengah mengingat situasi perekonomian sedang mengalami masa-masa sulit. 

Berdasarkan data yang diperoleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah, sejak awal pandemik COVID-19, hampir semua pengusaha mengeluhkan omzet bisnisnya yang hancur lebur lantaran terkena berbagai aturan penanggulangan COVID-19. 

Baca Juga: Buruh Jateng Desak Kejagung Transparan Usut Dugaan Korupsi BPJS

1. Para pengusaha sejak awal pandemik pilih nyicil THR 20-30 persen

Ilustrasi pabrik rokok. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

Dari catatan Apindo, para pengusaha yang sedang terpuruk berusaha mencicil pemberian THR sesuai kemampuan mereka masing-masing. Frans Kongi, Ketua Apindo Jateng tak bisa memungkiri bahwa pandemik COVID-19 merupakan situasi terparah yang dialami segala sektor ekonomi di seluruh daerah. 

"Ketika pandemik melanda, seluruh pengusaha yang jadi anggota kita terpaksa nyicil pembayaran uang THR. Ada tuh yang nyicil 20 persen, kemudian 30 persen, sisanya dibayar pas habis Lebaran. Terus ada yang terpaksa cuman ngasih separuhnya dulu. Mereka tetap kompromi sama buruh-buruhnya. Ya mau gimana lagi, tahun 2020 kemarin kita semua benar-benar kelimpungan. Produksi seret, omzet drop, bisa buat operasional aja udah bersyukur banget," akunya ketika berbincang dengan IDN Times, Kamis (29/4/2021). 

2. Ketua Apindo Jateng klaim pengusaha tetap mementingkan nasib buruhnya

Suasana pabrik tekstil dan garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex di Sukoharjo Jawa Tengah. IDN Times/Anggun Puspitoningrum.

Frans berkata di tengah situasi tersulit, para pengusaha kebanyakan menyadari harus mementingkan nasib para buruhnya. Pengusaha, lanjutnya juga berkomitmen tetap memberikan THR dengan batas kemampuan keuangan perusahaannya. 

Ia menyebutkan saat memasuki pertengahan Desember 2020 hingga April 2021, situasi perekonomian yang mulai bergerak positif cukup disyukuri oleh para pengusaha.

Frans melihat ada prospek yang cerah untuk sektor ekonomi terutama yang bergerak di bidang manufaktur karena dirinya mengklaim perekonomian nasional mulai pulih. 

Baca Juga: Lebaran Makin Dekat, 13 Perusahaan Jateng Kedapatan Nyicil THR

Berita Terkini Lainnya