TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ditemukan Jejak COVID-19, 75 Ton Ikan asal Jateng Gagal Diekspor ke China

China periksa produk olahan ikan pakai swab PCR

Ilustrasi hasil tangkapan ikan tuna. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Semarang, IDN Times - Sebanyak tiga kontainer yang berisi 75 ton produk olahan ikan asal Jawa Tengah gagal diekspor ke China lantaran tidak lolos standar keamanan kesehatan. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Tengah menyebutkan ada sejumlah ekspor ikan yang tidak lolos standar yang diberlakukan di China.

"Kira-kira tiga bulan kemarin kita menemukan produk perikanan yang diekspor ternyata tidak bisa masuk ke China. Ada beberapa kontainer yang tertahan di pelabuhan di sana karena barangnya terdeteksi sudah terkontaminasi virus corona," kata Kepala DKP Jateng, Fendiawan Tiskiantoro, Senin (11/10/2021).

Baca Juga: Mengenal Ikan Swagi, Hasil Tangkapan Nelayan Jateng yang Tembus Pasar Ekspor 

1. Eksportir diminta perbaiki kualitas produknya

Ilustrasi Ekspor (IDN Times/Arief Rahmat)

Fendi berkata kejadian tersebut menjadi pelajaran penting bagi para eksportir supaya lebih teliti lagi memperhatikan kualitas produknya. Sebab, saat ini pandemik COVID-19 secara global belum berakhir.

Maka dari itulah, dirinya mengimbau kepada eksportir ikan supaya tidak patah semangat dan tetap memperbaiki produk yang akan dipasarkan ke luar negeri.

2. Tiga kontainer berisi produk perikanan gagal masuk ke China

Ilustrasi aktivitas bongkar muat peti kemas di Terminal Peti Kemas (TPK). (ANTARA FOTO/Aji Styawan)

Terpisah, Kepala Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Hasil Perikanan (BKIPM) Semarang, Raden Gatot Perdana membenarkan jika ada produk ikan yang tidak bisa diekspor ke China.

Menurutnya ada tiga kontainer milik dua eksportir asal Jateng yang gagal masuk ke China karena tidak lolos uji kesehatan menggunakan swab PCR.

"Itu kejadiannya pas barangnya sudah sampai di China, kemudian menjalani serangkaian pemeriksaan termasuk proses pengecekan dan dites swab PCR. Dan di dalam kemasannya ditemukan jejak virus Coronanya atau bekas virusnya dan bukan Corona aktif. Tapi akhirnya dinyatakan positif COVID-19. Jumlahnya tiga kontainer. Isinya 75 ton," katanya saat dikonfirmasi IDN Times.

3. Produk perikanan dicek pakai swab PCR

Alat PCR di RS Pertamina Balikpapan (IDN Times/Hilmansyah)

Lebih lanjut, dirinya menjelaskan lembaga otoritas perikanan di China memberlakukan pemeriksaan produk olahan ikan memakai swab PCR agar pengawasan bahan baku makanan dapat diperketat. Hal inilah yang membuat semua produk bahan baku makanan yang diekspor ke China wajib melewati pemeriksaan berlapis. 

"Jadi memang di sana lagi memberlakukan aturan yang ketat. Termasuk ada pemeriksaan tambahan memakai swab PCR. Elemen yang diperiksa mencakup cek kesehatan petugas, kontainer peti kemasnya, bungkus setiap produknya sampai ke dalam isinya," terang Gatot. 

Baca Juga: Gegara Aturan China, Ekspor Ikan asal Jawa Tengah Anjlok 1.200 Ton

Berita Terkini Lainnya