TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Siapkan Belajar Tatap Muka, Pengusaha Angkot di Salatiga Dapat Intensif

Tiap angkot harus sediakan protokol kesehatan

Ilustrasi sopir angkot di Depok belum terima bantuan sosial (IDN Times/Rohman Wibowo)

Salatiga, IDN Times - Kabar baik berhembus bagi anak sekolah yang tinggal di Kota Salatiga. Pemkot Salatiga mulai September 2020 besok berencana menggelar proses belajar tatap muka secara bertahap. 

Agar kegiatan belajar tatap muka dapat berjalan lancar, pihak Pemkot akan menyediakan sarana transportasi umum yang telah dilengkapi dengan fasilitas protokol kesehatan yang lengkap. ""Jadi, di setiap angkot juga menyediakan cairan antiseptik, penumpang wajib jaga jarak, pakai face shield serta masker," kata Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, Senin (31/8/2020). 

Baca Juga: Tegakkan Perilaku Warga, Pemkot Salatiga Bagi Masker di HUT Ke-75 RI

1. Pemkot pasang stiker khusus bagi angkot yang lolos syarat protokol kesehatan

Ilustrasi deretan angkutan kota di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Kamis (6/8/2020) (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)

Ia mengatakan sarana kesehatan yang memadai harus diberikan untuk penumpang angkot agar anak-anak sekolah dapat terlindungi dari penularan COVID-19 ketika berangkat ke sekolahnya.

Tak cuma itu saja, katanya. Semua angkot juga harus memasang kotak untuk membayar agar dapat meminimalisir kontak fisik antara sopir dan penumpangnya. Angkutan umum yang telah memenuhi syarat protokol kesehatan akan diberi stiker khusus.

2. Wali Kota Salatiga ancang-ancang beri intensif ke pengusaha angkot

Wali Kota Salatiga Yuliyanto saat berbicara dalm webinar di kantor dinasnya. Dok pribadi

Lebih lanjut, ia menuturkan untuk saat ini Dishub Salatiga sedang mempertimbangkan pemberian dana intensif bagi para pengusaha angkot. Besarannya bervariasi antara Rp400-Rp500 ribu per bulan.

"Nanti diberikan tiap bulan, kisarannya Rp 400 hingga Rp 500 ribu. Harapannya, bisa mensubsidi anak sekolah sehingga meringankan orangtua," imbuhnya.

Ia menjelaskan dengan adanya kesiapan tersebut, nantinya siswa sekolah bisa memanfaatkan angkutan umum. "Kemarin kita ada survei angket terkait pembelajaran tatap muka, 80 persen orangtua mengizinkan dan 20 persen menolak dimulainya pembelajaran tatap muka," katanya.

Baca Juga: Perusahaan Belum Taati Aturan UU Nomor 13, Ini Gebrakan Walikota Salatiga

Berita Terkini Lainnya