TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gunakan IoT dan Energi Terbarukan, Inilah Melon Premium Bansari

Inovasi mengubah nasib Petani

Petani millennial merawat tanaman melon golden dan intanom dengan sistem green house (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Intinya Sih...

  • Desa Bansari, Temanggung, Jawa Tengah berhasil mengubah pertanian dengan sistem hidroponik modern.
  • Sistem hidroponik tetes dengan media substrat memungkinkan budidaya melon di dalam rumah kaca dengan kontrol suhu dan kelembaban yang optimal.
  • Desa Bansari juga memanfaatkan teknologi IoT, energi terbarukan, dan agens hayati untuk meningkatkan hasil panen melon premium.

Temanggung, IDN Times - Warga Desa Bansari, Temanggung, Jawa Tengah patut berbangga hati atas prestasi desanya. Bernaung di lereng Gunung Sindoro, desa ini menyimpan cerita inspiratif tentang transformasi pertanian.

Dulu, para petani di desa ini dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti curah hujan tinggi yang memicu hama dan penyakit, hingga hasil panen yang tidak konsisten. Kini, dengan penerapan sistem hidroponik modern dan pemanfaatan teknologi canggih, Desa Bansari kini menjadi penghasil melon premium yang menguntungkan.

"Cuaca di daerah pegunungan ini memang menantang," ungkap Hendi Nur Seto, Ketua Gabungan Kelompok Tani Melon Premium di Desa Bansari. "Hujan yang tinggi menjadi sumber serangan hama dan penyakit, sehingga menurunkan hasil dan kualitas panen," katanya kepada IDN Times, (25/4/2024).

Baca Juga: Mantra Desa Bansari hingga Meraih Juara I Nugraha Karya 2023

Sukses dengan sistem hidroponik

Hasil pertanian di Bansari (instagram.com/floshidroganik)

Menghadapi kendala tersebut, petani-petani Desa Bansari beralih ke sistem hidroponik tetes dengan media substrat. Sistem ini memungkinkan budidaya melon di dalam rumah kaca (greenhouse) khusus dengan kontrol suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya yang optimal.

"Dengan hidroponik, budidaya lebih mudah karena sebagian besar sudah otomatis," jelas Hendi. "Sistem irigasi tetes terhubung dengan pompa, sehingga takaran pupuk dan air lebih presisi dan efisien."

Perubahan ini membawa hasil yang luar biasa. Desa Bansari kini mampu menghasilkan melon premium varietas eksklusif dengan harga jual tinggi dan stabil. "Sistem hidroponik memungkinkan kami untuk tanam sepanjang tahun dan relatif aman dari hama penyakit," kata Hendi.

Teknologi baru dan energi terbarukan: IoT dan tenaga surya

Melon premium unggulan Desa Bansari (Dok. Desa Bansari)

Inovasi di Desa Bansari tak berhenti di situ. Mereka memanfaatkan teknologi modern seperti Internet of Things (IoT) untuk memantau berbagai parameter seperti suhu, kelembaban, pH air, dan ketersediaan pupuk secara real-time. Data ini kemudian digunakan untuk mengoptimalkan budidaya dan meningkatkan hasil panen.

"Sistem IoT terhubung dengan blower, alat pengabut, lampu, dan pompa," jelas Hendi. "Pengoperasiannya mudah dan bisa disetting sesuai kebutuhan. Saat ini, 12 greenhouse di Desa Bansari sudah menggunakan sistem IoT."

Teknologi lain yang diterapkan adalah penggunaan energi terbarukan melalui tenaga surya dan sistem CCTV untuk keamanan.

"Lima greenhouse sudah terpasang solar cell berdaya 2.200 watt," kata Hendi. "Kami juga menggunakan agens hayati untuk menekan hama dan penyakit secara biologis, memanfaatkan sumberdaya lokal di desa."

Agens hayati atau Agens Pengendali Hayati (APL) organisme berupa jamur, bakteri, virus, nematoda, serangga, serta hewan lainnya yang berguna mengendalikan hama dan penyakit tanaman.

Hasil dari penerapan teknologi ini tak diragukan lagi. Desa Bansari kini mampu menghasilkan melon premium dengan kapasitas maksimal 19--28 ton per minggu.

"Pemasarannya ke Jakarta Selatan, Kota Bandung, dan Kota Semarang melalui perusahaan offtaker," Hendi menjelaskan.

Peningkatan hasil panen ini secara langsung berdampak pada pendapatan para petani. "Kapasitas produksinya yang tinggi membantu meningkatkan tonase hasil panen dan mengamankan harga," kata Hendi.

Berita Terkini Lainnya