Panen Raya Dorong Penurunan Tekanan Inflasi Pasca Idulfitri di Jateng 

Bank Indonesia terapkan program pengendalian inflasi

Semarang, IDN Times - Bank Indonesia mencatat tekanan inflasi gabungan kota di Jawa Tengah menurun pada bulan April 2024. Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat sebesar 0,20 persen (month-to-month/m-t-m), menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di angka 0,60 persen. 

1. Inflasi terendah di Kabupaten Rembang

Panen Raya Dorong Penurunan Tekanan Inflasi Pasca Idulfitri di Jateng Ilustrasi penurunan inflasi (istockphoto.com/Mongkol Onnuan)

Dengan demikian, inflasi gabungan kota di Provinsi Jawa Tengah pada April 2024 yaitu sebesar 3,27 persen (year-on-year/y-o-y) dan berada di rentang sasaran target inflasi 2,5±1 persen. Secara spasial, seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah mengalami penurunan tekanan inflasi.

Inflasi terendah berlangsung di Kabupaten Rembang yang pada periode laporan mencatatkan inflasi sebesar 0,02 persen (m-t-m). Sementara itu, Kota Surakarta mencatatkan inflasi bulanan tertinggi pada periode laporan yang sebesar 0,39 persen (m-t-m).

Pada periode laporan, penurunan tekanan inflasi terutama dipengaruhi oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, sejalan dengan penurunan harga komoditas pangan utama.

Baca Juga: Harga Bawang Merah di Semarang Rp60 Ribu, Belum Turun Sejak Lebaran

2. Harga bawang merah masih tinggi

Panen Raya Dorong Penurunan Tekanan Inflasi Pasca Idulfitri di Jateng ilustrasi bawang merah (pixabay.com/ignartonosbg)

Plh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Nita Rachmenia mengatakan, komoditas beras menunjukkan penurunan harga seiring dengan panen raya yang mulai berlangsung di sejumlah daerah sentra, antara lain Klaten, Sragen, Temanggung, Purwokerto, Demak, dan Grobogan.

“Lalu, telur ayam ras juga tercatat mengalami penurunan harga seiring dengan normalisasi permintaan masyarakat pasca IdulFitri 1445 H dan penurunan harga pakan ternak seiring dengan panen jagung di sejumlah daerah sentra, seperti Grobogan, Blora, dan Wonogiri,” jelasnya dalam keterangan resmi, Minggu (5/5/2024).

Namun demikian, lanjut dia, sejumlah komoditas pangan tercatat masih mengalami kenaikan harga, sehingga menahan penurunan inflasi lebih lanjut.

“Seperti harga bawang merah masih tinggi. Ini disebabkan oleh gagal panen akibat banjir di sentra-sentra produksi di Jateng pada triwulan I 2024. Sehingga, kondisi itu turut berdampak pada kenaikan harga bawang merah secara nasional,” imbuh Nita.

3. Sentra produksi bawang merah terdampak banjir

Panen Raya Dorong Penurunan Tekanan Inflasi Pasca Idulfitri di Jateng ilustrasi bawang merah (pixabay.com/Hans)

Untuk diketahui, daerah sentra produksi bawang merah yang terdampak banjir meliputi Demak (4.137,8 Ha), Brebes (438,5 Ha), Kendal (105 Ha), dan Grobogan (254 Ha). Bencana banjir tersebut menyebabkan keterbatasan pasokan benih komoditas bawang merah. Gagal panen ini juga turut berdampak pada kenaikan harga bawang merah secara nasional.

Sehubungan dengan hal dimaksud, untuk menjaga inflasi berada pada rentang sasaran, Bank Indonesia bersama dengan para pemangku kepentingan di daerah yang tergabung dalam Forum TPID Provinsi Jawa Tengah akan terus berkoordinasi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi.

“Program pengendalian inflasi ini ditujukan untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di Jateng sehingga inflasi dapat terjaga di rentang sasaran 2,5±1 persen,” tandasnya.

Baca Juga: Harga Beras dan Bawang Merah Naik Picu Inflasi April 2024 di Jateng

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya