8 Film yang Ditulis Gina S. Noer dengan Alur Cerita yang Luar Biasa

Selalu mengangkat isu perempuan

Bagi beberapa orang mungkin tidak mengetahui, siapa Gina S. Noer. Namun jika melihat karya-karya luar biasanya, pasti kamu akan langsung teringat dengan alur cerita yang sangat sulit untuk ditebak, hingga alur cerita yang mempunyai ribuan pesan. Sebut saja seperti film Keluarga Cemara (2019), hingga film Ali & Ratu Ratu Queens (2021).

Dua film tersebut memang hanya beberapa saja, dari banyaknya film-film yang ceritanya ditulis langsung oleh Gina. Masih ada, beberapa film dengan cerita yang luar biasa, yang ditulis oleh wanita yang menjadi Co-Founder dan Head of IP Initiative dari Wahana Kreator Nusantara tersebut. 

1. Film Lentera Merah (2006)

https://www.youtube.com/embed/SorETRkH1jg

Pertama kali menjadi seorang penulis skenario dalam genre horor, Gina S. Noer berkolaborasi dengan Hanung Bramantyo, dalam film Lentera Merah (2006). Film ini menceritakan tentang sebuah majalah kampus, yang dikelola oleh mahasiswa Universitas Nasional Indonesia (UNI) sejak 1930. Berita-berita yang diedarkan di majalah tersebut, terbilang sangat kritis dan tentunya sering memberikan kritik terhadap pemerintah.

Jika beberapa film horor lainnya hanya memperlihatkan sosok hantu yang menyeramkan atau jumpscare yang sering muncul secara tiba-tiba, hal ini sangat berbeda dengan film Lentera Merah. Akhir cerita dari film ini sangatlah tidak disangka, karena pembunuh sebenarnya, merupakan mahasiswa baru yang sudah meninggal puluhan tahun lalu.

Selain menyajikan cerita horor yang mampu membuat bulu kuduk merinding, Gina S. Noer juga memasukan beberapa unsur yang berhubungan dengan politik di dalamnya. Selain itu, Gina juga mengangkat isu kekerasan yang dilakukan oleh beberapa orang, terhadap seorang perempuan yang tidak berdosa.

2. Film Ayat-Ayat Cinta (2008)

https://www.youtube.com/embed/YlYlbpXt6Bc

Berkolaborasi dengan Salman Aristo, Gina S. Noer kali ini menjadi penulis untuk film religi terbarunya, Ayat-Ayat Cinta (2008). Dibintangi oleh Fedi Nuril, Ayat-Ayat Cinta menceritakan tentang kisah asmara dan pendidikan seorang pemuda bernama Fahri, di Mesir. Pasang surut, kehidupan fahri turut diceritakan sedemikian rupa dalam film yang diangkat dari sebuah novel karya Habiburrahman El Shirazy ini.

Fahri memang merupakan anak muda yang tampan, soleh dan tentunya pemberani. Banyak sekali wanita yang ingin menjadikannya sebagai seorang suami dan pendamping hidup. Dimulai dari wanita yang berani memfitnah Fahri karena cintanya bertepuk sebelah tangan, hingga wanita yang mempunyai kenyakinan berbeda dengannya.

Salah satu ujian terberat dalam hidup Fahri, disaat dia harus memoligami istri tercinta dengan sangat terpaksa saat dirinya difitnah telah memerkosa seorang wanita, sehingga dia harus dimasukkan ke dalam penjara. Ayat-Ayat Cinta mengajarkan perjuangan, keadilan dan toleransi dalam beragama.

3. Film Perempuan Berkalung Sorban (2009)

https://www.youtube.com/embed/mcTV0ulUUFs

Selanjutnya ada film Perempuan Berkalung Sorban (2009). Film ini menjadi kolaborasi kedua dalam menulis sebuah skenario film dengan Hanung Bramantyo. Perempuan Berkalung Sorban berkisah tentang perjuangan seorang wanita bernama Anissa (Revalina S. Temat), dalam mendapatkan sebuah keadilan dan kesetaraan gender.

Anissa adalah seorang anak dari pengurus pesantren, dengan segudang aturan-aturan yang tidak boleh dia langgar. Padahal, Anissa sendiri mempunyai karakter yang cerdas, pemberani dan tentunya mempunyai pendirian yang kuat. Sehingga jika tidak sesuai dengan apa yang menurutnya benar, dia akan memberontak dan berani memberikan kritik.

Dari film Perempuan Berkalung Sorban, akan banyak sekali hal yang bisa kita ambil pelajaran. Semisal, seorang perempuan harusnya mempunyai kedudukan yang setara dengan laki-laki. Tidak hanya itu, perempuan juga harus mempunyai kesempatan untuk bisa berkembang dan menuangkan ide-idenya ke dalam sebuah karya.

4. Film Posesif (2017)

https://www.youtube.com/embed/5XyMy7Z5SO4

Masih mengangkat isu tentang perempuan, kali ini ada film Posesif (2017). Kehidupan Lala Anindhita (Putri Marino) mendadak sangat berubah, setelah dirinya bertemu dengan seorang pria yang mampu membuatnya jatuh cinta, Yudhis (Adipati Dolken). Pertemuan mereka berdua memang tidak lama untuk saling jatuh cinta, hingga menjadi kekasih. 

Awalnya, Lala merasa sangat bahagia dengan kahadiran sosok pria yang tampan serta mampu melindunginya. Namun, Yudhis mulai menunjukan gelagat yang membuat Lala menjadi sangat tidak nyaman. Dimana Yudhis mempunyai cemburu yang sangat berlebihan dalam menjalin sebuah hubungan alias posesif.

Meski sempat menuai kontroversi, namun jelas film Posesif memberikan banyak sekali pelajaran dan hal-hal penting yang bisa diambil bersama-sama. Siapa pun kita, seharunya tidak boleh merasa paling memiliki dalam kehidupan orang lain. Selain itu, kamu sebagai wanita, seharusnya mampu untuk speak up, jika kekerasan dalam berhubungan menimpamu. Tambahan, jangan mempertahankan hubungan yang toxic, guys

5. Film Dua Garis Biru (2019)

https://www.youtube.com/embed/b0NS7FP1loU

Selanjutanya ada film Dua Garis Biru (2019), yang menjadi karya luar bisa dari Gina S. Noer. Dua Garis Biru menceritakan tentang kisah asmara anak remaja antara Bima (Angga Yunanda) dan Dara (Adhisty Zara). Awalnya hubungan asmara mereka berdua terlihat biasa-biasa saja, layaknya anak remaja. Hingga akhirnya, mereka berdua melakukan hal yang seharusnya tidak pernah dilakukan sebelum menikah.

Bima dan Dara mau tidak mau, harus berani bertanggung jawab dengan perbuatan mereka berdua. Dikucilkan, diusir oleh orangtua, hingga Dara sendiri harus merasakan kehamilan yang sangat berat, saat usianya masih terbilang sangat muda. Bima pun sama, dia harus rela bekerja keras dan melupakan mimpinya untuk membiayai hidup dia dan anaknya.

Film ini pun sempat menuai kontroversi, namun jelas mempunyai banyak hal yang bisa dijadikan pembelajaran. Tanpa terkesan menggurui, film ini memberitahu untuk tidak pernah melakukan hubungan seks di luar nikah. Karena tentunya akan berakibat cukup besar untuk kedua pasangan dan orang-orang di sekitar. Ingat, untuk menjadi orangtua sangatlah tidak mudah guys.

6. Film Ali & Ratu Ratu Queens (2021)

https://www.youtube.com/embed/gl6to9XVpw8

Kali ini ada Ali & Ratu Ratu Queens (2021), yang dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan. Lagi-lagi mengangkat isu seorang perempuan, kali ini perempuan yang meninggalkan anak kandungnya. Ali (Iqbaal Ramadhan) berusaha mencari cara untuk bisa bertemu dengan sang ibu, hingga dia berangkat ke New York demi mendapatkan kejelasan.

Selepas bertemu dengan ibunya, Ali malah di tolak secara mentah-mentah. Hal ini terjadi, karena sang ibu telah memiliki keluarga baru yang lebih bahagia. Padahal, Ali sendiri bersusah payah untuk bisa bertemu dengannya. Dimulai harus meninggalkan keluarga di Indonesia, hingga dibantu oleh orang-orang yang dahulu menjadi sahabat ibunya.

Di sini kamu bisa mengambil pelajaran bersama, bahwa hubungan antara anak dan ibu tidak akan pernah bisa terputus, sampai kapan pun. Tetap jagalah keluarga, meskipun kamu mempunyai banyak kesusahan. Karena jelas, nanti anak yang akan menjadi korban dari keegoisan yang pernah orangtua lakukan.

7. Film Cinta Pertama, Kedua & Ketiga (2022)

https://www.youtube.com/embed/I4ldTbNASuE

Lanjut ke film yang tayang di tahun 2022, ada Cinta Pertama, Kedua & Ketiga. Kali ini berkisah tentang Raja (Angga Yunanda) dan Asia (Putri Marino), yang sedang mengurus orang tua masing-masing yang telah lanjut usia. Hingga sebuah pertemuan antara Raja dan Asia terjadi, yang membuat mereka berdua saling menaruh hati.

Perjalanan asmara antara Raja dan Asia tidak berjalan seperti yang mereka kira. Mereka berdua harus terbentur dengan restu dari masing-masing orang tua. Dimana, ayah dari Raja dan ibu dari Asia, ternyata mempunyai rasa yang lebih dan menjalin hubungan asmara. Tentunya, hal ini membuat Raja dan Asia sulit untuk menjadi kekasih dan untuk bersama.

Belajar mengikhlaskan dan belajar untuk meredam ego, adalah hal yang bisa kita jadikan pembelajaran dari film Cinta Pertama, Kedua & Ketiga. Karena sejatinya, cinta tidak selalu harus memiliki dan cinta tidak harus selalu menjadi pasangan kekasih.

8. Film Like & Share (2022)

https://www.youtube.com/embed/STa4wgzAWfg

Segera tayang tanggal 8 Desember 2022, ada film Like & Share. Sebuah film yang mengangkat berbagai isu yang sering terjadi di kalangan anak muda saat ini. Anak remaja yang diperankan oleh Aurora Ribero dan Arawinda Kirana, mempunyai sebuah hobi membuat konten video eat ASMR. Sempat mendapatkan penolakan dan larangan, gadis remaja ini tetap melakukan apa yang mereka suka.

Hingga akhirnya, salah satu dari mereka mendapatkan kekerasan seksual yang sangat fatal. Selain dari melepas keperawanannya untuk seorang pria, foto-foto tidak pantasnya juga disebar oleh kekasihnya. Jelas, ini menjadi hal yang sangat membuatnya terpukul, sekaligus malu dengan orang-orang yang mengetahui.

Dari film ini kita bisa belajar, bahwa memilih lingkungan dan pasangan adalah hal yang wajib untuk dilakukan. Sedikit tambahan bahwa film ini dirilis bersamaan dengan peringatan 16 HAKTP (Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan/16 Days of Activism against Gender Violence) setiap tahun yang dirayakan secara Global mulai 25 November sampai 10 Desember.

Gina S. Noer memang selalu berhasil dalam membuat sebuah karya yang sangat luar biasa. Sekali lagi, Gina sangat sering mengangkat isu perempuan dan kekerasan dalam sebuah hubungan. 

Baca Juga: 12 Film Indonesia yang Tembus Box Office 2022, Terbaru Film Qodrat!

Sandi Nugraha Photo Community Writer Sandi Nugraha

Bismillahirrahmanirrahim

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya