4 Jenis Gaya Merespons Emosi Anak dan Dampak yang Ditimbulkan

- Dismissing parents menganggap enteng emosi anak, berdampak negatif pada anak
- Disapproving parents melabeli dan mengkritik emosi anak, menekankan standar perilaku
- Laissez-Faire Parents membebaskan ekspresi emosi anak tanpa batas, sulit belajar mengatur emosi
Sebagai orangtua, pasti menyadari bahwa menjadi orangtua itu memang tidak ada sekolahnya. Akan tetapi, di zaman sekarang bisa menemukan banyak wawasan soal menjadi orangtua selama kamu mau terus belajar. Mempelajari segala sesuatu tentang pengasuhan adalah bukti cinta yang tidak ternilai meski terkesan remeh.
Ada banyak sekali informasi dan ilmu pengetahuan tentang parenting yang perlu kamu tahu lebih dini. Seperti yang kamu ketahui membesarkan anak perlu ilmu yang benar apalagi soal merespons emosi anak yang gak jarang bisa menguras emosimu sendiri. Seringkali orangtua salah merespons emosi anak karena belum mempelajari tentang dampak yang bisa ditimbulkan.
Menurut Dr Jhon Gottman founder The Gottman Institute ada empat macam gaya merespons emosi anak dengan berbagai macam dampaknya. Simak selengkapnya, yuk!
1. Dismissing Parents

Dismissing parents adalah gaya respons orangtua pada anak yang negatif. Orangtua dengan gaya respons seperti ini memiliki ciri-ciri yang mungkin banyak dijumpai. Kamu pasti pernah melihat orangtua yang menganggap remeh perasaan yang mengganggu anaknya, ingin emosi anaknya lekas hilang, menganggap enteng masalah yang menimbulkan emosi pada anak, dan tidak membantu anak menghadapai masalah yang menyulut emosi.
Gaya merespons seperti ini, tidak akan berdampak positif. Dengan cara ini anak justru dipaksa untuk memahami bahwa sebagian besar masalah bisa diselesaikan oleh waktu, padahal hal ini tidaklah benar. Hasilnya, anak akan mengira perasaannya salah, tidak pantas mendapatkan perhatian, hingga kesulitan untuk mengatur emosinya.
2. Disapproving Parents

Tidak jauh berbeda dengan dismissing parents, disapproving parents juga memiliki dampak yang negatif. Gaya merespons ini ditandai dengan melabeli dan mengkritik emosi anak dan menganggap emosi hanya melemahkan anak. Biasanya, tanda ini juga diikuti dengan perilaku tidak menyenangkan lainnya yaitu, menuntut anak kuat secara emosional untuk betahan hidup.
Orangtua juga akan menekankan bahwa, anak harus sesuai standar perilaku baik menurut orangtua. Dampak dari gaya parenting ini juga sama seperti gaya dismissing parents. Mengingat dampaknya yang negatif, akan lebih baik untuk menghindari gaya respons seperti ini.
3. Laissez-Faire Parents

Kamu mungkin pernah menjumpai orangtua yang terlihat sangat santai ketika anaknya mengalami ledakan emosi. Siapa sangka meski penerimaan emosi ini terlihat seolah benar, padahal tidak juga, lho! Gaya merespons seperti ini disebut sebagai Laissez-Faire Parents.
Gaya parenting ini biasanya memiliki ciri-ciri seperti, orangtua yang membebaskan anak mengekspresikan emosinya tanpa batas, memberikan panduan perilaku yang minim, tidak menetapkan batasan pada anak, dan tidak membantu anak memecahkan masalah. Dampak dari gaya Laissez-Faire Parents ini, anak sulit belajar mengatur emosi yang muncul. Emosi yang selalu meledak-ledak dan berlebihan ini nantinya akan berdampak negatif pada pergaulan dan kemampuan anak bersosialisasi.
4. Emotion-Coaching Parents

Di antara empat gaya merespons emosi anak, ada satu yang wajib kamu praktikan dalam parenting yakni, Emotion-Coaching Parents. Gaya merespons ini memberikan dampak positif bagi anak, sehingga semua orangtua harus mengusahakannya. Gaya parenting ini biasanya ditandai dengan orangtua yang memiliki kemampuan untuk sadar dan menghargai emosinya sendiri. Selain itu, orangtua dengan gaya parenting ini juga mampun melihat sisi positif dari dunia emosi anak.
Emosi yang muncul pada anak akan dihadapi dengan bijaksana, tanpa meremehkan perasaan anak apalagi menolak emosi yang muncul. Momen emosional yang muncul biasanya dimanfaatkan sebagai saranan untuk membangun kedekatan dengan anak. Dengan cara seperti ini anak bisa tumbuh dengan kemampuan mengatur emosi yang baik, anak juga merasa dihargai dan diterima.
Itulah beberapa gaya orangtua dalam memberikan respons saat anak emosi , menurut Dr. Jhon Gottman dari The Gottman Institute. Setiap cara yang digunakan memiliki dampak yang gak boleh diabaikan. Meski terkesan remeh hal sekecil ini bisa berdampak besar sampai mereka dewasa nanti, lho!