Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Hubungan ADHD dan Binge Eating, Dampak dan Cara Mengatasinya

ilustrasi binge eating (pexels.com/Artem Podrez)
Intinya sih...
  • ADHD memengaruhi kontrol impuls, emosi, dan pola makan
  • Kesulitan mengelola emosi memicu binge eating pada penderita ADHD
  • Fungsi eksekutif otak yang terganggu juga berkontribusi pada pola makan tidak teratur

Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) dan binge eating sering kali saling berkaitan, menciptakan tantangan unik bagi mereka yang mengalaminya. ADHD dapat memengaruhi cara seseorang mengontrol impuls, mengatur emosi, dan memproses rasa puas, yang semuanya berkontribusi pada pola makan yang tidak sehat.

Dengan memahami hubungan antara keduanya, kamu bisa menemukan solusi yang lebih efektif untuk mengatasi binge eating pada penderita ADHD. Yuk simak selengkapnya!

1. Dorongan impulsif memicu makan berlebihan

ilustrasi makan (unsplash.com/Adriel Prastyanto)

Orang dengan ADHD sering kali mengalami kesulitan mengendalikan dorongan impulsif, termasuk dalam hal makanan. Impulsivitas ini membuat mereka lebih mudah tergoda untuk makan dalam jumlah besar tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Ketika dorongan itu muncul, mereka cenderung langsung memenuhi keinginan tersebut tanpa berpikir panjang.

Orang dengan ADHD memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan makan, terutama yang melibatkan pola makan tidak terkontrol. Ketidakmampuan menahan keinginan sesaat bisa berujung pada kebiasaan binge eating, yang kemudian dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas dan gangguan metabolisme. Untuk mengatasinya, terapi perilaku kognitif (CBT) dan strategi pengendalian impuls bisa menjadi solusi efektif.

2. Kesulitan mengelola emosi membuat makanan jadi pelarian

ilustrasi gangguan makan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Banyak orang dengan ADHD mengalami kesulitan dalam mengelola emosi, yang sering kali menyebabkan mereka mencari cara cepat untuk merasa lebih baik. Makanan menjadi pilihan yang mudah karena memberikan kenyamanan instan, terutama makanan tinggi gula dan lemak. Akibatnya, makan bukan lagi soal kebutuhan fisik, melainkan menjadi alat untuk mengatasi stres, kebosanan, atau kecemasan.

Jika tidak disadari, kebiasaan ini dapat membentuk pola makan emosional yang sulit dihentikan. Setiap kali seseorang merasa stres atau frustrasi, otaknya akan mencari makanan sebagai solusi. Oleh karena itu, penting bagi penderita ADHD untuk mengembangkan strategi lain dalam mengelola emosi, seperti meditasi, olahraga, atau terapi perilaku.

3. Gangguan fungsi eksekutif menyulitkan perencanaan makanan

ilustrasi ADHD (pexels.com/RDNE Stock project)

ADHD juga berdampak pada fungsi eksekutif otak, yaitu kemampuan untuk merencanakan, mengatur, dan mengatur waktu. Ini membuat penderita ADHD sering mengalami kesulitan dalam menjaga pola makan yang teratur. Mereka mungkin lupa makan, menunda waktu makan, atau hanya mengandalkan makanan instan yang tinggi kalori tetapi rendah nutrisi.

Ketidakteraturan ini dapat berujung pada rasa lapar yang tidak terkendali, yang kemudian memicu binge eating. Selain itu, kurangnya perencanaan dalam membeli bahan makanan dan menyiapkan makanan sehat dapat memperburuk pola makan yang sudah bermasalah. Menyusun jadwal makan yang jelas dan menggunakan pengingat bisa membantu mengatasi masalah ini.

4. Gangguan sistem penghargaan otak memperkuat keinginan makan

ilustrasi ADHD (pexels.com/RDNE Stock project)

Otak penderita ADHD sering kali membutuhkan stimulasi lebih besar untuk merasakan kepuasan. Sistem penghargaan yang tidak berfungsi dengan optimal membuat mereka mencari cara cepat untuk meningkatkan kadar dopamin, salah satunya melalui makanan. Makanan yang tinggi gula, garam, dan lemak dapat memberikan lonjakan dopamin yang membuat mereka merasa lebih baik dalam waktu singkat.

Namun, efek ini bersifat sementara dan justru memperkuat kebiasaan makan berlebihan. Setelah kadar dopamin turun, keinginan untuk makan kembali muncul, menciptakan lingkaran setan yang sulit dihentikan. Untuk mengatasi ini, penting untuk menemukan aktivitas lain yang bisa memberikan kepuasan serupa, seperti olahraga, seni, atau bermain musik.

5. Faktor genetik meningkatkan risiko

ilustrasi genetik (pexels.com/Google DeepMind)

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ADHD dan binge eating mungkin memiliki keterkaitan genetik. Artinya, seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan ADHD atau gangguan makan mungkin lebih rentan mengalami kedua kondisi tersebut. Faktor genetik ini berpengaruh terhadap cara otak mengatur impuls, emosi, dan sistem penghargaan.

Hubungan ini semakin menguat dengan temuan bahwa banyak penderita ADHD juga mengalami gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia. Ini menunjukkan bahwa ada faktor biologis yang turut berperan dalam mengembangkan kebiasaan makan yang tidak sehat. Memahami aspek genetik ini bisa membantu dalam merancang strategi pengobatan yang lebih efektif, baik melalui terapi maupun pendekatan medis.

6. Cara mengatasi binge eating pada penderita ADHD

ilustrasi gangguan makan (pexels.com/Kaboompics.com)

Mengelola binge eating pada penderita ADHD membutuhkan pendekatan yang menyeluruh. Beberapa strategi yang bisa diterapkan meliputi:

  • Latihan kesadaran saat makan: Memperhatikan apa yang dimakan dan bagaimana perasaan saat makan dapat membantu mengendalikan impuls dan mencegah makan berlebihan.
  • Membuat jadwal makan teratur: Menentukan jam makan yang konsisten dapat mengurangi kecenderungan makan secara impulsif.
  • Mencari bantuan profesional: Berkonsultasi dengan dokter atau terapis yang berpengalaman dalam menangani ADHD dan gangguan makan bisa memberikan solusi yang lebih tepat, termasuk penggunaan obat jika diperlukan. 

Memahami hubungan antara ADHD dan binge eating adalah langkah penting untuk menemukan solusi yang tepat. Dengan pendekatan yang sesuai, penderita ADHD dapat mengembangkan kebiasaan makan yang lebih sehat dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ignatius Drajat Krisna Jati
EditorIgnatius Drajat Krisna Jati
Follow Us