Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7 Kalimat Toxic yang Sering Dianggap Biasa, Pernah Dengar?

ilustrasi suasana di kantor (pexels.com/Alena Darmel)
ilustrasi suasana di kantor (pexels.com/Alena Darmel)
Intinya sih...
  • “Kamu tuh terlalu sensitif.” Orang yang bilang ini sering gak siap menghadapi dampak dari kata-kata atau sikap mereka, bikin kamu merasa harus menahan emosi demi kenyamanan orang lain.
  • “Kamu tuh gak pernah berubah.” Kalimat ini bisa bikin kamu merasa gak punya ruang buat berkembang, padahal perubahan itu proses, bukan instan.
  • “Ya ampun, kamu lebay banget.” Menyebut orang “lebay” bisa bikin mereka merasa malu dan akhirnya menutup diri, membuat mereka tidak mendapat ruang yang aman.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Gak semua kata-kata yang terdengar ringan itu harmless. Ada kalimat-kalimat yang sering kita dengar sehari-hari, bahkan dari orang terdekat, tapi ternyata punya dampak besar ke mental dan rasa percaya diri. Karena dibungkus dengan nada bercanda atau dianggap “udah biasa,” kita sering gak sadar kalau itu sebenarnya toxic. Kalau dibiarkan terus-menerus, efeknya bisa numpuk dan bikin kamu stuck secara emosional.

Yuk, kenali beberapa kalimat toxic yang sering dianggap biasa biar kamu bisa lebih waspada dan jaga ruang mentalmu.

1. “Kamu tuh terlalu sensitif.”

ilustrasi wanita sedang sedih (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi wanita sedang sedih (pexels.com/Liza Summer)

Kalimat ini sering muncul saat kamu bereaksi terhadap sesuatu yang memang menyakitkan. Bukannya didengar, kamu malah disalahkan karena punya perasaan. Padahal, validasi emosi itu penting banget buat kesehatan mental. Orang yang bilang kamu “terlalu sensitif” sering kali gak siap menghadapi dampak dari kata-kata atau sikap mereka.

Ini bikin kamu merasa harus menahan emosi demi kenyamanan orang lain.

2. “Kamu tuh gak pernah berubah.”

ilustrasi teman berargumen (freepik.com)
ilustrasi teman berargumen (freepik.com)

Kalimat ini sering dilontarkan saat kamu bikin kesalahan atau punya kebiasaan yang belum sempurna. Tapi kalau diucapkan terus-menerus, bisa bikin kamu merasa gak punya ruang buat berkembang.

Orang yang ngomong kayak gini sering lupa bahwa perubahan itu proses, bukan instan.

3. “Ya ampun, kamu lebay banget.”

Ilustrasi berbincang dengan teman. (freepik.com)
Ilustrasi berbincang dengan teman. (freepik.com)

Kalimat ini sering dipakai buat meremehkan reaksi emosional seseorang. Padahal, setiap orang punya cara sendiri dalam mengekspresikan perasaan. Menyebut orang “lebay” bisa bikin mereka merasa malu dan akhirnya menutup diri.

Kalau kamu sering dengar ini saat lagi cerita atau curhat, itu bisa jadi sinyal kamu gak dapet ruang yang aman.

4. “Kamu tuh terlalu mikirin diri sendiri.”

ilustrasi teman berbincang (freepik.com/mego-studio)
ilustrasi teman berbincang (freepik.com/mego-studio)

Kalimat ini sering muncul saat kamu mulai jaga boundaries atau bilang “nggak” ke sesuatu yang bikin kamu gak nyaman. Padahal, self-care bukan egois, itu bentuk kamu menghargai diri sendiri.

Orang yang bilang kamu “terlalu mikirin diri sendiri” sering gak siap menerima batasan. Kalau kamu terus merasa bersalah karena jaga diri, itu bisa bikin kamu burnout.

5. “Kamu tuh gak sekuat itu.”

Ilustrasi wanita menasihati temannya. (freepik.com)
Ilustrasi wanita menasihati temannya. (freepik.com)

Kalimat ini bisa terdengar realistis, tapi sering kali jadi penghalang buat kamu percaya diri. Orang yang bilang ini mungkin gak sadar kalau mereka sedang meremehkan potensi kamu. Padahal, kekuatan itu bukan soal hasil instan, tapi soal proses dan niat.

Kalau kamu terus-terusan dikasih batasan kayak gini, kamu bisa mulai ragu sama kemampuan sendiri.

6. “Kamu tuh harusnya bersyukur.”

ilustrasi ngobrol bareng teman (freepik.com/tirachardz)
ilustrasi ngobrol bareng teman (freepik.com/tirachardz)

Kalimat ini sering dipakai buat menutup keluhan atau curhat seseorang. Padahal, bersyukur dan merasa lelah itu bisa berjalan bersamaan. Menyuruh orang “harusnya bersyukur” tanpa mendengarkan dulu bisa bikin mereka merasa gak valid.

Kalau kamu sering dipotong dengan kalimat ini saat cerita, itu bisa bikin kamu enggan buka suara lagi.

7. “Kamu tuh terlalu banyak maunya.”

ilustrasi teman berargumen (freepik.com/stockking)
ilustrasi teman berargumen (freepik.com/stockking)

Kalimat ini sering muncul saat kamu mulai punya standar atau mimpi yang jelas. Padahal, punya keinginan itu bukan hal buruk, itu tanda kamu tahu apa yang kamu butuh dan inginkan. Orang yang bilang kamu “terlalu banyak maunya” sering merasa terancam sama arah yang kamu pilih.

Kalau kamu mulai ragu buat punya mimpi karena komentar kayak gini, itu tanda kamu perlu jaga jarak.

Kalimat toxic gak selalu terdengar kasar, kadang justru dibungkus dengan nada ramah atau bercanda. Tapi kalau kamu mulai merasa gak bebas jadi diri sendiri, itu saatnya evaluasi siapa yang ada di sekitarmu.

Kamu berhak ada di ruang yang aman, yang mendukung pertumbuhan dan bukan bikin kamu ragu melangkah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us