Kenapa Croissant Tergolong Junk Food? Ini Jawaban dari Ahli Gizi

- Croissant masuk kategori junk food karena tinggi lemak jenuh, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
- Rendah serat dan protein, sehingga tidak memberikan rasa kenyang yang tahan lama.
- Calorie-dense dengan tambahan gula dan mentega, berpotensi menyebabkan kenaikan berat badan dan masalah kesehatan lainnya.
Kalau kamu pencinta croissant, mungkin pernah bertanya-tanya, kenapa sih makanan lezat ini dianggap junk food? Bentuknya yang cantik dan rasanya yang buttery bikin croissant terlihat seperti camilan mewah. Tapi ternyata, ahli gizi punya alasan kuat kenapa makanan ini masuk kategori junk food.
Selain itu, makanan ini juga sering dikaitkan dengan risiko kesehatan tertentu. Yuk, cari tahu lebih dalam kenapa croissant yang sering kita nikmati sebenarnya gak sebaik yang kita kira!
1. Kandungan lemak jenuh yang tinggi

Croissant dibuat dengan jumlah mentega yang sangat banyak. Hal ini yang membuatnya memiliki kadar lemak jenuh tinggi. Menurut Hannah Trueman, seorang ahli gizi senior di Body Fabulous Health Clinic, konsumsi lemak jenuh yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Memang, mentega memberi rasa lezat dan tekstur lembut pada croissant, tapi di balik itu, terlalu sering mengonsumsinya bisa berdampak buruk untuk kesehatan jantungmu. Gak heran kalau makanan lezat ini tergolong bukan makanan sehat.
2. Rendah serat dan protein

Meski croissant terbuat dari tepung yang mungkin difortifikasi, makanan ini tergolong rendah serat dan protein. Hal ini membuat croissant enggak memberikan rasa kenyang yang tahan lama.
Seperti dijelaskan oleh Trueman, makanan rendah serat dan protein gak terlalu mengenyangkan, sehingga kamu cenderung makan lebih banyak untuk merasa puas. Padahal, jumlah kalori yang masuk ke tubuhmu sudah cukup tinggi hanya dari satu croissant saja, lho.
3. Kandungan kalori yang tinggi

Croissant dikenal sebagai makanan yang calorie-dense. Artinya, meskipun bentuknya kecil, kandungan kalorinya sangat tinggi.
Ini disebabkan oleh kombinasi mentega dan gula yang digunakan dalam proses pembuatannya. Kalau kamu sering mengonsumsi croissant, apalagi dengan tambahan selai manis seperti stroberi atau cokelat, risikonya bisa mengarah pada kenaikan berat badan dan masalah kesehatan lainnya.
4. Termasuk makanan yang diproses

Croissant termasuk dalam kategori makanan olahan yang kurang sehat. Proses pembuatannya sering kali melibatkan bahan tambahan seperti pengawet dan gula, yang semakin menurunkan nilai gizi alami makanan ini. Menurut Trueman, makanan yang diproses seperti ini cenderung memiliki dampak negatif jika dikonsumsi secara berlebihan, termasuk meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi.
5. Alternatif yang lebih sehat

Bukan berarti kamu harus berhenti makan croissant sepenuhnya, ya. Tapi, mengonsumsinya dengan porsi yang wajar itu penting. Sebagai gantinya, kamu bisa mencoba opsi yang lebih sehat, seperti:
- Memilih pastry berbahan dasar gandum utuh untuk tambahan serat.
- Mengganti isian manis dengan isian protein, seperti telur atau sayuran.
- Mengurangi frekuensi konsumsi croissant dan menggantinya dengan makanan yang lebih bernutrisi, seperti roti sourdough atau muffin dari bahan gandum utuh.
Meskipun croissant enak dan terlihat menggoda, penting buat kamu untuk tahu bahwa makanan ini masuk kategori junk food karena kandungan lemak jenuh, kalori, dan sifatnya yang rendah serat. Sesekali makan croissant tentu gak masalah, tapi jangan sampai menjadi kebiasaan sehari-hari, ya.
Yuk, mulai pilih camilan yang lebih sehat untuk mendukung gaya hidupmu! Dengan begitu, kamu tetap bisa menikmati hidup tanpa mengorbankan kesehatan.