Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Perbedaan antara Self-Care dan Self-Indulgence, Mana yang Sehat?

ilustrasi perempuan me time (freepik.com/freepik)
ilustrasi perempuan me time (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Self-care fokus pada kebutuhan, bukan keinginan sesaat. Tujuannya menjaga keseimbangan hidup dan menciptakan ketenangan batin.
  • Self-care menenangkan pikiran, self-indulgence mematikan rasa. Self-care bukan soal kabur dari masalah, tapi cara menghadapi hidup lebih sadar.
  • Self-care bersifat jangka panjang, self-indulgence hanya sesaat. Perawatan diri yang sehat selalu menekankan dampak jangka panjang terhadap kualitas hidup.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di era serba cepat ini, banyak orang mulai sadar pentingnya merawat diri agar tetap seimbang fisik dan mental. Tapi sering kali, konsep self-care disalahartikan sebagai alasan memanjakan diri tanpa batas. Padahal, merawat diri bukan berarti selalu menuruti keinginan tanpa memikirkan dampaknya.

Membedakan self-care dan self-indulgence penting agar kamu gak terjebak dalam kebiasaan yang justru bikin hidup gak seimbang. Keduanya memang terlihat mirip, tapi punya tujuan dan efek berbeda bagi kesehatan mental serta produktivitas. Yuk simak lima perbedaan utama antara keduanya supaya kamu tahu kapan harus beristirahat, dan kapan kamu sedang mencari pelarian.

1. Self-care fokus pada kebutuhan, bukan keinginan sesaat

ilustrasi perempuan belanja dengan kartu kredit (freepik.com/freepik)
ilustrasi perempuan belanja dengan kartu kredit (freepik.com/freepik)

Self-care adalah cara sadar memenuhi kebutuhan tubuh dan pikiran agar tetap sehat dan berfungsi optimal. Misalnya dengan istirahat cukup, makan bergizi, atau refleksi diri di akhir pekan. Tujuannya menjaga keseimbangan hidup dan menciptakan ketenangan batin.

Sedangkan self-indulgence berpusat pada keinginan yang sifatnya sementara, seperti belanja impulsif atau makan berlebihan untuk pelarian emosi. Memang terasa menyenangkan sesaat, tapi sering meninggalkan rasa bersalah setelahnya. Jika dilakukan terus-menerus, hal ini bisa membuat kamu sulit membedakan antara kenyamanan dan ketergantungan.

2. Self-care menenangkan pikiran, self-indulgence mematikan rasa

ilustrasi perempuan lelah (freepik.com/freepik)
ilustrasi perempuan lelah (freepik.com/freepik)

Saat kamu melakukan self-care, ada proses introspeksi yang membantu memahami diri lebih dalam. Aktivitas seperti meditasi, journaling, atau berjalan santai di sore hari menenangkan pikiran tanpa melupakan realitas. Self-care bukan soal kabur dari masalah, tapi cara menghadapi hidup lebih sadar.

Sebaliknya, self-indulgence sering jadi bentuk pelarian dari stres atau emosi negatif. Contohnya, menonton serial seharian padahal pekerjaan menumpuk, atau menghabiskan uang untuk hal gak penting. Alih-alih menenangkan, kebiasaan ini malah membuatmu makin jauh dari keseimbangan mental yang dibutuhkan.

3. Self-care bersifat jangka panjang, self-indulgence hanya sesaat

ilustrasi perempuan bahagia (freepik.com/jcomp)
ilustrasi perempuan bahagia (freepik.com/jcomp)

Perawatan diri yang sehat selalu menekankan dampak jangka panjang terhadap kualitas hidup. Misalnya dengan menjaga rutinitas tidur, olahraga ringan, dan memperbaiki hubungan sosial yang sehat. Hasilnya gak instan, tapi manfaatnya bisa dirasakan dalam waktu lama.

Sementara itu, self-indulgence hanya memberi kepuasan sesaat yang cepat hilang begitu efeknya selesai. Contohnya, membeli barang mahal karena merasa stres tapi akhirnya menyesal. Kesenangan sementara ini gak membantu meningkatkan self-love sejati, malah bisa memperburuk keseimbangan finansial dan emosional.

4. Self-care butuh disiplin, self-indulgence cenderung impulsif

ilustrasi perempuan tidur (freepik.com/freepik)
ilustrasi perempuan tidur (freepik.com/freepik)

Banyak orang mengira self-care selalu menyenangkan, padahal gak selalu begitu. Ada kalanya kamu harus memaksa diri tidur lebih awal, menolak ajakan nongkrong, atau berhenti bekerja demi menjaga kesehatan mental. Di sinilah disiplin menjadi kunci agar kebiasaan self-care membawa manfaat.

Sementara self-indulgence berjalan tanpa kendali dan didorong emosi sesaat. Misalnya, memanjakan diri terus-menerus tanpa memikirkan konsekuensinya. Kebiasaan impulsif ini bisa menjebakmu dalam siklus tidak sehat, karena setiap rasa lelah selalu ditutup hal-hal yang hanya memuaskan ego, bukan kebutuhan diri.

5. Self-care memperkuat self-love, self-indulgence bisa melemahkan

ilustrasi perempuan bahagia (freepik.com/benzoix)
ilustrasi perempuan bahagia (freepik.com/benzoix)

Merawat diri dengan bijak adalah wujud nyata self-love yang sehat. Kamu belajar menghargai tubuh, pikiran, dan waktu istirahat tanpa berlebihan. Self-care membuatmu sadar bahwa mencintai diri berarti bertanggung jawab terhadap kesejahteraan diri, bukan sekadar mencari kesenangan.

Sedangkan self-indulgence sering disamarkan sebagai bentuk self-love, padahal bisa merusak keseimbangan hidup. Terlalu sering memanjakan diri tanpa kontrol bisa membuatmu kehilangan arah dan tujuan. Self-love tidak diukur dari seberapa sering kamu menuruti keinginan, tapi seberapa bijak kamu memahami batasnya.

Membedakan self-care dan self-indulgence memang butuh kesadaran serta kejujuran pada diri sendiri. Jangan sampai kamu mengira sedang merawat diri, padahal sedang melarikan diri dari kenyataan. Yuk, mulai belajar menyeimbangkan kebutuhan dan keinginan agar hidupmu tetap sehat, bahagia, dan penuh makna.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us

Latest Life Jawa Tengah

See More

5 Perbedaan antara Self-Care dan Self-Indulgence, Mana yang Sehat?

14 Okt 2025, 13:00 WIBLife