Sudah 44 Persen, China Ikut Bangun Proyek Jalan Tol Semarang Demak: Klaim Terintegrasi Tanggul Laut untuk Atasi Rob Permanen

- Jalan Tol Semarang-Demak menjadi solusi rob dan macet pantura
- Konsorsium raksasa bekerja pada 3 paket pembangunan tol tersebut
- Pembangunan jalan tol juga melibatkan proyek pengendali banjir Tenggang-Sringin Tahap 1 dan kolam retensi besar
Semarang, IDN Times - Pembangunan Jalan Tol Semarang–Demak Seksi 1 (Kaligawe–Sayung) terus dipacu dan kini mencapai 44,26 persen progres fisik. Proyek tersebut menjadi salah satu yang paling strategis di Jawa Tengah karena tidak hanya menyambungkan dua wilayah penting, tapi juga berfungsi ganda sebagai tanggul laut (Giant Sea Wall) untuk melindungi Semarang dari ancaman banjir rob yang kian parah.
1. Solusi rob sekaligus mereduksi macet pantura

Panjang tol pada seksi tersebut mencapai 10,64 km dan dibangun di atas laut. Proyek tersebut merupakan bagian dari keseluruhan Jalan Tol Semarang–Demak yang total panjangnya 26,95 km dan terbagi menjadi dua seksi.
Seksi 2 Sayung–Demak sepanjang 16,31 km sudah lebih dulu rampung dan diresmikan pada 25 Februari 2023.
Proyek itu mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dody Hanggodo mengatakan, tol tersebut dirancang sebagai solusi permanen untuk mengatasi rob yang selama ini kerap merendam kawasan Semarang bagian timur dan kawasan industri Terboyo.
“Kami berharap integrasi jalan tol dengan tanggul laut ini bisa menjadi solusi jangka panjang untuk masalah rob di Semarang, terutama di Jalur Pantura yang sangat padat dan rentan banjir,” katanya dilansir laman resmi Kementerian PUPR, Rabu (18/6/2025).
Selain itu, Dody berharap tol tersebut dapat mengurangi beban lalu lintas Jalan Pantura yang kerap macet, terutama di jalur Semarang–Demak.
2. Dibagi 3 Paket oleh konsorsium raksasa

Pembangunan Seksi Kaligawe–Sayung terbagi ke dalam tiga paket pekerjaan, yang masing-masing digarap oleh konsorsium kontraktor nasional dan internasional, sebagai berikut.
Paket 1A: Dikerjakan oleh Hutama Karya – Beijing Urban Construction Group (BUCG). Progresnya mencapai 65,92 persen.
Paket 1B: Digarap oleh PP – WIKA – China Road and Bridge Corporation (CRBC). Progresnya mencapai 42,97 persen.
Paket 1C: Ditangani oleh Adhi Karya – Sinohydro. Progresnya sudah 22,77 persen.
Pemerintah tidak hanya membangun tol dan tanggul laut, tapi juga sistem pengendali rob dan banjir di sekitarnya. Salah satunya proyek besar pengendali banjir Tenggang–Sringin Tahap 1, yang mencakup:
6 rumah pompa dengan total kapasitas 81 m³/detik
Pembangunan tanggul sungai sepanjang 10,53 km
Infrastruktur tersebut akan melindungi wilayah seluas 4.429 hektare, mencakup tiga kecamatan: Pedurungan, Gayamsari, dan Genuk, yang dihuni lebih dari 254 ribu jiwa (119.781 KK).
3. Kolam retensi jadi penyelamat saat hujan deras

Di area Seksi 1C, dua kolam retensi raksasa juga dibangun untuk menampung limpasan air saat hujan besar atau rob:
Kolam Retensi Terboyo
Luas: 189 hektare
Tanggul: 6,55 km
Pompa: 6 unit axial vertical (5 m³/detik) + 2 unit submersible (500 liter/detik)
Kolam Retensi Sriwulan
Luas: 28 hektare
Tanggul: 2,10 km
Pompa: 4 unit axial vertical (5 m³/detik) + 2 unit submersible (500 liter/detik)
Jalan Tol Semarang–Demak bukan cuma jalur penghubung antarwilayah. Proyek tersebut diklaim sebagai kombinasi inovatif antara transportasi dan mitigasi bencana.
Ketika rampung sepenuhnya, tol diyakini akan membantu memecah kemacetan Pantura, memperkuat sistem drainase dan banjir, serta melindungi kota Semarang dari naiknya muka air laut dan cuaca ekstrem.