Transisi Energi di Sido Muncul: Hemat Biaya dan Selamatkan Lingkungan

- Bauran EBT sudah 91 persen, dengan mengandalkan biomassa dan energi surya (PLTS).
- Hemat dan efisien dalam proses bisnis, membuat Sido Muncul menerima predikat Industri Hijau Level 5.
- Emisi turun dan bumi aman, Sido Muncul mampu menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 9.020 ton CO₂e per tahun.
Semarang, IDN Times - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk sukses membuktikan jika transisi energi tidak hanya tentang menyelamatkan bumi, tapi juga bisa menjadi strategi bisnis yang menguntungkan.
1. Bauran EBT sudah 91 persen

Dengan mengandalkan biomassa dan energi surya (PLTS), perusahaan tersebut mencatatkan bauran energi terbarukan hingga 91 persen pada tahun 2024. Angka itu naik drastis dari 69 persen di tahun 2022.
“Kami sudah memakai biomassa lebih dari 60 persen dan listrik dari PLN dengan sertifikat energi terbarukan (REC) sekitar 23 persen,” kata Energy and Production Manager Sido Muncul, Iwan Setyo Wibowo, Kamis (7/8/2025).
Biomassa yang digunakan Sido Muncul berasal dari ampas ekstrak jamu, ranting pohon hasil perawatan area hijau pabrik, serta wood pellet dari limbah industri kayu. Steam yang dihasilkan dari pembakaran biomassa digunakan untuk kebutuhan produksi, seperti oven sangrai dan pengeringan bahan baku herbal.
2. Hemat dan efisien dalam proses bisnis

Transisi tersebut berdampak signifikan terhadap penghematan biaya operasional. Jika dibandingkan, 1 kilogram (kg) wood pellet hanya seharga Rp2.000 dengan nilai kalori sekitar 4.500 kilokalori (kkal). Sementara solar mencapai Rp19.000/liter dengan kalori hanya 9.000 kkal.
"Keuntungannya luar biasa, bahkan dari sisi efisiensi sekalipun, meski biomass hanya 80% efisien dibanding gas, tetap jauh lebih murah," jelas Perwakilan dari Unit Departemen Teknik Sidomuncul, Nur Khamidi.
Selain efisiensi biaya, langkah tersebut membuat Sido Muncul menerima predikat Industri Hijau Level 5 dan meraih Proper Emas 2020–2025 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
3. Emisi turun dan bumi aman

Dengan pendekatan tersebut, Sido Muncul mampu menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 9.020 ton CO₂e per tahun, dengan offset emisi dari biomassa sebesar 1.500 ton CO₂.
“Biomassa organik tidak dihitung sebagai emisi karena berasal dari siklus hidup alami. Kalau dibiarkan membusuk, justru bisa menghasilkan metana yang lebih berbahaya,” imbuh Iwan.