TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pasien Meninggal di Semarang Akibat Broncopneumonia Bukan Virus Corona

Sebelum isolasi pasien sudah mengalami infeksi paru-paru

Fathur Nur Kholis, dokter penanggungjawab pelayanan RSUP Kariadi saat memberikan keterangan bersama dengan jajaran tim medis dan Dinkes Jateng. IDN Times/Fariz Fardianto

Semarang, IDN Times - Tim medis RSUP dr Kariadi Semarang mengklaim seorang pasien pria yang meninggal dunia setelah menjalani karantina virus corona (Covid-19) dikarenakan telah terinfeksi penyakit broncopneumonia.

Diagnosa itu muncul dari hasil pemeriksaan laboratorium di Litbangkes Kementerian Kesehatan di Jakarta.

Hal tersebut ditegaskan oleh salah satu dokter yang jadi Penanggung Jawab Pelayanan Medis di RSUP dr Kariadi, Fathur Nur Kholis, saat ditemui wartawan, di Gedung Penunjang kompleks rumah sakit tersebut, Rabu (26/2). 

Baca Juga: Pasien Isolasi Meninggal, RS Kariadi Sebut Bukan karena Virus Corona

1. Petugas medis klaim pasien meninggal karena paru-parunya rusak

Infografis virus Corona yang telah menyebar ke 13 negara, selain Tiongkok, pada 28 Januari 2020. IDN Times/Arief Rahmat

Fathur menjelaskan, saat dirawat di rumah sakit, pasien berusia 37 tahun tersebut sudah mengalami infeksi paru-paru dan saluran pernapasan yang sifatnya sangat berat.

"Dari pemeriksaan yang kita lakukan di Litbangkes karena muncul kekhawatiran, tapi ternyata hasilnya tidak terbukti. Pasien tersebut mengalami infeksi paru dan pernapasan yang sangat berat. Paru-parunya ada kerusakan tapi tidak dari virus Corona. Infeksi paru itu banyak sekali penyebabnya," kata Fathur.

2. Broncopneumonia bisa disebabkan bakteri, virus maupun jamur

pixabay.com/kalhh

Lebih lanjut, Fathur menyampaikan bahwa broncopneumonia bisa disebabkan adanya bakteri, virus maupun jamur yang bersarang pada paru-paru. Ia menyampaikan bahwa kasus kematiannya pasien akibat broncopneumonia selama ini terbilang tinggi. 

"Kondisinya pasien yang meninggal kemarin karena sakit broncopneumonia. Karena angka kematiannya sangat tinggi. Jadi bukan Covid-19 atau Corona virus. Tapi kita lagi ada pemeriksaan lanjutan yang hasilnya sedang kita tunggu," bebernya. 

Baca Juga: Sempat Dikarantina, 23 Pasien di RS Kariadi Negatif Virus Corona

Berita Terkini Lainnya