TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Santri Gus Karim Diduga Jadi Korban Bullying Hingga Tewas

Cuma karena masalah sepele dianiaya dan dipukuli seniornya

Rumah duka korban bullying ponpes Pesantren Tahfidz Az-Zayidiyy, Sanggrahan, Sukoharjo. (IDN Times/Larasati Rey)

Sukoharjo, IDN Times - Seorang santri di pondok pesantren milik guru ngaji Presiden Joko "Jokowi" KH Abdul Karim Pesantren Tahfidz Az-Zayidiyy diduga menjadi korban kekerasan atau bullying oleh seniornya hingga tewas.

Siswa SMP bernama Abdul Karim Putra Wibowo (13) tersebut meninggal dunia pada Senin (16/9/2024).

Baca Juga: Ribuan Warga Berebut Gunungan Sekaten di Grebeg Maulud Keraton Solo

1. Diduga korban bullying seniornya

Pesantren Tahfidz Az-Zayidiyy, Sukoharjo. (IDN Times/Larasati Rey)

Informasi yang dihimpun, korban yang diketahui merupakan siswa kelas 8, sedangkan pelaku yang diperkirakan lebih dari satu orang dan merupakan siswa kelas 9 di ponpes tersebut.

Korban diketahui meninggal dunia pada Senin (16/9/2024) siang. Jenazah korban sempat dibawa ke puskesmas terdekat dan dilarikan ke RSUD dr Moewardi, namun nyawa putra pasangan Tri Wibowo-Yuli Sri Utami tak tertolong.

Ayah korban, Tri Wibowo mengaku mendapat kabar meninggalnya Abdul Karim pada hari Senin (16/9/2024) siang. Ia dan istrinya langsung bergegas menuju ponpes. Sesampai di ponpes, Tri dan Yuli menggunakan mobil ponpes dibawa ke klinik tempat merawat Abdul Karim. Setibanya di lokasi, ia baru tahu kalau anaknya sudah meninggal dunia.

"Saya tidak tahu kejadian pasti meninggalnya anak saya. Informasi yang saya terima, dia jadi korban bullying dan kekerasan. Padahal hanya masalah sepele," ujar Tri, saat ditemui wartawan, Selasa (17/9/2024).

2. Gara-gara senior minta rokok tidak dikasih

Rumah duka korban bullying ponpes Pesantren Tahfidz Az-Zayidiyy, Sanggrahan, Sukoharjo. (IDN Times/Larasati Rey)

Berdasarkan pengakuan dari ayah korban, ia mengaku jika penyebab anaknya dibully karena seniornya tersebut meminta rokok kepada korban. Namun korban tidak memberinya lantaran tidak merokok.

"Dengan alasan lebih senior, kakak tingkat anak saya meminta rokok. Padahal anak saya itu tidak merokok. Terus mereka memukuli anak saya," ujar Tri.

“Sebab dan musababnya remeh, minta rokok. Dengan senioritasnya berbuat kekerasan ke anak saya. Sampai mengakibatkan anak saya meninggal. Ada pemukulan,” sambungnya.

Jenazah kini disemayamkan di rumah duka Pucangsawit RT 1/14, Jebres, Solo dan akan dimakamkan di TPU Purwoloyo pada Selasa (17/9/2024).

Berita Terkini Lainnya