Kenakan Baju Gelap, Mahasiswa Kedokteran Undip Gelar Aksi Simpatik

Undip terbuka hasil investigasi kematian dokter ARL

Semarang, IDN Times - Mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, gelar apel dan aksi simpatik solidaritas pendidikan bermartabat di lapangan basket FK Undip, Senin (2/9/2024).

Para peserta aksi simpatik terdiri hadir mengenakan baju hitam. Aksi tersebut juga diikuti oleh mahasiswa, pengajar hingga para alumni. Aksi ini solidaritas kebijakan Kemenkes untuk menghentikan PPDS dan pemberhentian Dekan Fakultas Kedokteran Undip, Yan Wisnu praktik di RSUP Kariadi Semarang.

1. Undip buka investigasi seluas-luasnya

Kenakan Baju Gelap, Mahasiswa Kedokteran Undip Gelar Aksi SimpatikPenghentian sementara praktik Dekan FK Undip

Pada kesempatan tersebut Dekan FK Undip, dr Yan Wisnu Prajoko meminta pihak Kemenkes untuk terbuka mengenai hasil investigasi yang telah dilakukan selama ini. 

Termasuk apakah memang ada aksi pemalakan yang dilakukan kepada dokter ARL. 

"Kami membuka investigasi seluas-luasnya. Kami berkomitmen jika ada pelaku. Itu tinggal diungkap saja. Kami tidak akan ragu untuk memberikan sanksi," tegas Yan kepada wartawan dalam kegiatan apel pagi bertajuk solidaritas pendidikan bermartabat di Stadium Mini FK Undip Tembalang, Senin (2/9/2024). 

2. Wakil rektor Undip sayangkan penghentian sementara praktik dokter yan

Kenakan Baju Gelap, Mahasiswa Kedokteran Undip Gelar Aksi SimpatikTampak dari depan Fakultas Kedokteran Undip. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Sebelumnya Wakil Rektor IV Universitas Diponegoro Wijayanto menyayangkan penghentian sementara praktik dokter Yan Wisnu Prajoko. Pasalnya saat ini investigasi terhadap meninggalnya dokter ARL tengah berjalan. Baik oleh pihak kepolisian, Kemenkes dan juga Undip, namun penghakiman, bahkan hukuman sudah dilakukan berkali-kali terhadap FK Undip.

Kata dia, jika memang terbukti ada perundungan maka hukuman untuk pelaku jelas dan tegas, yakni drop out alias dikeluarkan.

Hukuman pertama, berupa penutupan PPDS Undip yang dilakukan Kemenkes pada 14 Agustus 2024, kata dia, jauh sebelum penyidikan atas kasus itu rampung dan ada keputusan dari polisi, apalagi pengadilan.

Penutupan program studi itu, dia menilai, tidak hanya merugikan 80-an mahasiswa PPDS lainnya, namun juga masyarakat yang mesti panjang mengantre karena kelangkaan dokter di RSUP dr Kariadi.

Hukuman kedua, kata dia, baru saja diberikan kepada dokter Yan Wisnu Prajoko selaku Dekan FK Undip yang ditangguhkan praktiknya di RSUP dr Kariadi, bahkan sebelum hasil investigasi keluar.

3. Siap sanksi tegas

Kenakan Baju Gelap, Mahasiswa Kedokteran Undip Gelar Aksi SimpatikWakil Dekan I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FK Undip, dr Mufiatul Mugiroh. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FK Undip, dr Mufiatul Mugiroh menuturkan jika ditemukan senior PPDS anestesi yang memalak dokter ARL maka FK Undip akan menjatuhkan sanksi terberat. Berupa pemecatan atau drop out (DO). 

"Tentunya kalau misal ditemukan maka akan diberikan tindakan tegas. Kalau yang sudah terjadi pelanggaran itu kita bisa sampai DO tadi, pemecatan," tukasnya. 

Baca Juga: FK Undip Minta Kemenkes Ungkap Siapa yang Memeras Dokter PPDS

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya