Polda Jateng Periksa Senior PPDS Anestesi dan Keluarga Dokter ARL
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Aparat kepolisian memanggil sejumlah dokter senior PPDS anestesi di RSUP dr Kariadi Semarang untuk dijadikan saksi dalam kasus kematian dokter ARL.
Baca Juga: Ayah Dokter ARL, Mahasiswa PPDS Undip Meninggal Dunia di RSCM
1. Dugaan kuat terjadi bullying pada dokter ARL
Seperti diketahui, dokter ARL meninggal dunia setelah menyuntikkan obat bius secara berlebihan pada tubuhnya. Ada dugaan kuat faktor meninggalnya dokter ARL juga akibat bullying.
"Saksi yang diperiksa cukup banyak. Lebih (dari 10). Meliputi teman-temannya satu angkatan yang kerja di pihak rumah sakit. Pihak keluarga dimintai keterangan. Ya senior seniornya juga diambil keterangan penyelidikan. Tinggal kita lakukan pendalaman," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto, Jumat (30/8/2024).
2. Minta dokter PPDS untuk berani lapor
Editor’s picks
Pihaknya saat ini sedang mensinkronkan keterangan para saksi dengan kenyataan di lapangan. Selanjutnya setelah semua keterangan para saksi terkumpul maka dilakukan penyelidikan lebih mendalam.
"Untuk isu perundungan tersebut akan dilakukan pendalaman dan dilakukan sinkronisasi di lapangan," terangnya.
Bagi para dokter yang menjalani program pendidikan PPDS anestesi di RS Kariadi, ia menyarankan supaya berani melaporkan tindakan bullying yang dilakukan seniornya. Laporan bisa melalui Kemenkes maupun pihak kepolisian terkait.
"Kita harapkan teman-teman mahasiswa PPDS yang mengalami perundungan untuk laporkan ke Kemenkes atau ke kepolisian. Sebagai bahan mendalami perundungan," terangnya.
3. Senior PPDS diminta tak takut beri keterangan
Sementara bagi para dokter senior diharapkan memberikan pernyataan terbuka saat dimintai keterangannya oleh kepolisian.
Sebab keterangan dari para dokter senior terutama dari program PPDS anestesi sangat bermanfaat untuk mendukung bahan penyelidikan kasus kematian dokter ARL agar bisa dikerjakan sampai tuntas.
"Saya harap senior PPDS tidak usah takut untuk kasus yang seperti ini. Kita akan lakukan perubahan yang besar. Informasi apapun sangat bermanfaat bagi kita untuk ditindaklanjuti. Kita jamin identitas kita jamin keamanan dan tetap bisa melakukan pendidikan lebih lanjut," tandasnya.
Baca Juga: Menkes: Polda Jateng Gelar Perkara Kasus Dokter PPDS Aulia Jumat Besok