TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Daerah di Jawa Tengah ini Muncul Klaster COVID-19 Baru, Cuma 2 Pekan

Dari klaster COVID-19 takziah, ponpes, sampai tilik bayi

Ilustrasi Ruang Isolasi Mandiri COVID-19. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Semarang, IDN Times - Penyebaran dan penularan COVID-19 masih terjadi di Jawa Tengah. Kondisi tersebut berdampak pada munculnya sejumlah klaster dan peningkatan jumlah kasus baru virus corona di beberapa kabupaten/kota provinsi tersebut.

Klaster baru penyebaran yang muncul beragam. Mulai dari klaster hajatan, pondok pesantren, takziah, hingga tilik bayi. Inilah lima kabupaten dan kota sebagai lokasi penyebaran COVID-19 yang dirangkum IDN Times dalam dua pekan terakhir.

1. Kota Semarang

IDN Times/Abdurrahman

Klaster takziah muncul di Kota Semarang akhir bulan April 2021. Sebanyak 25 orang warga RT 12 RW I, Kelurahan Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang terinfeksi virus corona setelah mengikuti acara takziah di Kabupaten Temanggung. Pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 itupun menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

"Kejadiannya seminggu yang lalu pas ada rombongan warga dari lingkungan RT 12 RW I yang pergi ke Temanggung ikut takziah. Nah, ketika pulangnya, salah seorang warga ada yang kena COVID-19. Lalu setelah dilakukan tes swab secara acak, ternyata 25 warga di kampung itu ketularan virus corona," kata Supono, Lurah Sampangan saat dihubungi IDN Times, Kamis (22/4/2021).

Munculnya kasus penularan COVID-19 di Sampangan itu membuat Lurah Sampangan terkejut. Pasalnya, selama ini wilayahnya terkenal adem ayem tanpa ditemukan penyebaran virus corona di setiap kampung. "Ini baru pertama kali terjadi di Sampangan. Saya aja kaget ketika dapat banyak warga yang kena corona. Soalnya selama ini gak ada satupun kasus yang muncul di wilayah Sampangan," ungkapnya.

Dengan adanya klaster baru COVID-19 itu, Petugas Kelurahan Sampangan bersama Satgas COVID-19 serta pihak puskesmas setempat berupaya mengantisipasi merebaknya klaster virus corona di RT 12. Mereka menyemprotkan cairan desinfektan dan me-lockdown kampung hingga batas waktu yang tidak ditentukan.

Baca Juga: 52 Jemaah Jadi Korban 2 Klaster Salat Tarawih COVID-19 Banyumas

2. Kabupaten Pati

Ilustrasi pengajian. IDN Times/Abdurrahman

Kasus baru penyebaran COVID-19 menelan korban satu kampung di Desa Kuryokalangan, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati. Sebanyak 39 warga terkonfirmasi positif virus corona setelah dilakukan tes swab. Mereka terinfeksi virus corona usai mengikuti hajatan manakib di salah satu rumah warga yang habis pulang mudik dari Jakarta pada awal April lalu. 

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Pati, Haryanto menceritakan kronologis kejadian berawal dari salah satu warga di Desa Kuryokalangan mengundang doa bersama hajatan manakib. Kemudian, puluhan warga datang ke rumahnya dan setelah acara doa ada sesi makan bersama. 

“Manakib kan satu perbuatan yang bagus ya, kemudian ada makan bareng. Nggak terasa orang yang menyelenggarakan itu dengan terindikasi COVID-19 sepulang dari Jakarta. Kemudian, Pak Camatnya lapor kepada saya,” ungkapnya melansir dari laman resmi Radio Republik Indonesia, Kamis (22/4/2021).

Sebanyak 39 warga yang datang ke hajatan dan terkonfirmasi positif COVID-19 menjalani perawatan dan karantina. Sebagian ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RAA Soewondo, sebagiannya lagi isolasi mandiri di rumah.

‘’Dari kejadian ini kami berharap agar masyarakat lebih disiplin terhadap protokol kesehatan, tidak menyepelekan, dan tetap waspada terhadap penularan COVID-19. Sebab, munculnya klaster baru dari kalangan jamaah manaqib ini membuktikan bahwa Kabupaten Pati belum aman dari penyebaran virus corona,’’ tandasnya.

3. Kota Tegal

Ilustrasi pondok pesantren. IDN Times/Prayugo Utomo

Pondok pesantren kembali menjadi klaster penyebaran COVID-19. Kali ini terjadi di Kota Tegal. Sebanyak 13 orang yang terdiri atas 11 santri dan dua guru di Ponpes Ikhsaniyah terinfeksi virus corona. Hal itu berawal ketika seorang santri dari daerah positif COVID-19.

Kepala Kemenag Kota Tegal, Ahmad Farhan mengatakan, kronologinya ada seorang santri meminta izin pulang karena keperluan mendesak. Setelah pulang kembali ke ponpes, santri itu mengeluh sakit.

"Ada kebutuhan mendesak keluar (kota) dan saat kembali ke pondok mengeluh sakit. Biasanya memang tidak diperbolehkan keluar kecuali ada hal penting," katanya.

Santri itu lalu mengeluhkan gejala batuk, demam dan sesak napas. Tracing kemudian dilakukan kepada orang-orang di Ponpes termasuk MTs yang masih satu wilayah.

"Hasilnya 13 positif COVID-19 dari 78 yang di-swab. Terdiri dari 11 santri, dan 2 guru. Saat ini mereka sedang isolasi di Rusunawa Tegalsari dan sementara ponpes ditutup," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal dr Sri Primawati Indraswari melansir Pantura Post, Jumat (30/4/2021).

4. Kabupaten Banyumas

ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Klaster COVID-19 karena kerumunan pun tejadi di Kabupaten Banyumas. Sebanyak 52 warga terpapar virus corona setelah melaksanakan salat tarawih di Desa Pekaja, Kecamatan Kalibagor, dan Desa Tanggeran, Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas.

Bupati Banyumas, Achmad Husein mengatakan, kasus klaster tarawih Desa Pekaja, Kecamatan Kalibagor tercatat ada 45 warga yang terpapar virus corona. Dari jumlah tersebut seorang dirawat di RSUD Banyumas dan 44 orang lainnya menjalani isolasi mandiri dengan pengawasan ketat dari petugas puskesmas. Kemudian, dari klaster Desa Tanggeran, Kecamatan Somagede, tercatat ada tujuh orang yang positif COVID-19 dan menjalani isolasi di Kantor Diklat Baturaden.

"Sehingga, total yang positif virus corona dari klaster tarawih sebanyak 52 orang," katanya melansir Antara, Jumat (30/4/2021).

Baca Juga: Sudah 12 Klaster COVID-19 di Boyolali, Didominasi Klaster Keluarga

https://www.youtube.com/embed/Bg4nZkBuZzQ
Berita Terkini Lainnya