6 Hari PPKM Darurat Semarang: Belum Efektif, Mobilitas Masih Tinggi
Banyak sektor nonesensial yang tidak patuh PPKM Darurat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Penurunan mobilitas warga selama hampir sepekan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Kota Semarang belum signifikan. Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang masih menemukan sejumlah sektor nonesensial yang tidak mematuhi aturan PPKM darurat.
Baca Juga: Dokter Online Semarang: Layanan Kesehatan Gratis Cukup via WhatsApp
1. Mobilitas masyarakat di Kota Semarang tertinggi se-Jawa--Bali
Selama enam hari pelaksanaan PPKM darurat, aktivitas dan mobilitas masyarakat Kota Semarang masih tinggi. Sedangkan, warga yang patuh untuk menahan diri di rumah saja terbilang rendah.
“Dua hari lalu Pak Luhut (Menko Maritim dan Investasi) menyampaikan bahwa mobilitas seseorang di tingkat Jawa--Bali itu tertinggi di Kota Semarang. Penurunan mobilitasnya baru 19 persen,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Abdul Hakam dalam rekaman resmi yang diterima IDN Times, Jumat (9/7/2021).
Angka penurunan mobilitas tersebut meningkat jika warga sadar mengurangi mobilitas dan tetap berada di rumah. Jika hal tersebut dilakukan, Hakam mengklaim kasus COVID-19 di Kota Semarang dapat ditekan.
Baca Juga: Catat! 5 Hal ini Harus Dilakukan Warga Semarang yang Positif COVID-19