TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bankir Pemberdaya, Tangguh Dampingi UMKM dari Nol dan Saat Pandemik 

Ujung tombak pelayanan layanan bank di daerah pelosok

Bankir Pemberdaya BTPN Syariah sedang memberikan pendampingan terkait manajemen keuangan kepada pelaku usaha mikro di Kabupaten Kendal. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Semarang, IDN Times - Peran bank dalam menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat tidak bisa dilakukan sendiri. Butuh tenaga bankir yang mumpuni dan tangguh dalam melayani masyarakat.

1. Bankir pemberdaya terjun mendampingi nasabah dari kalangan prasejahtera produktif

Bankir pemberdaya atau community officer BTPN Syariah mendampingi pelaku usaha prasejahtera produktif di Kendal Jawa Tengah.(IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

PT Bank BTPN Syariah Tbk memiliki bankir pemberdaya yang bertugas tidak hanya memberikan fasilitas pinjaman kepada nasabah, tapi memberdayakan debitur dari kalangan prasejahtera produktif. 

Seperti Heni Khoiria (21 tahun), salah satu bankir pemberdaya BTPN Syariah. Sore itu, Kamis (3/6/2021), dengan mengenakan jaket berwarna perpaduan oranye, putih, biru, Heni mengumpulkan sejumlah ibu-ibu di Desa Tambaksari Rowosari Kabupaten Kendal di salah satu rumah warga. Kedatangannya bukan sekadar urusan antara bank dan nasabah, tapi menjalin keakraban melalui kegiatan pelatihan mengelola keuangan bagi keluarga prasejahtera.

Bankir pemberdaya yang juga disebut community officer (CO) itu memberikan tips-tips tentang kesehatan disela kegiatan transfer pengetahuan soal mengatur uang dari pinjaman bank kepada warga yang merupakan pelaku usaha ultramikro di desa tersebut. 

"Sudah 1,5 tahun saya bekerja sebagai bankir pemberdaya BTPN Syariah. Tiga kali dalam seminggu saya punya tugas untuk mengunjungi lima sentra," tuturnya saat ditemui IDN Times

Baca Juga: Nonmuslim, Gereja Katedral Semarang Kelola Dana di Bank Syariah

2. Program Pembiayaan Syariah tanpa agunan bantu pertumbuhan usaha ultramikro

BTPN Syariah menyalurkan pembiayaan dan memberikan pendampingan usaha kepada pelaku UMKM di Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Di sentra Desa Tambaksari, Kabupaten Kendal mayoritas nasabah adalah pelaku usaha ultramikro di bidang perikanan. Warga daerah tersebut setiap hari memproduksi produk olahan ikan seperti bandeng presto, pindang tongkol, hingga ternak lele. Mereka mengaku melalui program Tepat Pembiayaan Syariah tanpa agunan dan pendampingan dari BTPN Syariah melalui peran bankir pemberdaya, sangat membantu memajukan usahanya. 

Salah satu warga Tambaksari, Musiyati menceritakan, dulu ia hanya memproduksi pindang tongkol dengan kapasitas kecil, namun berkat bertemu dengan bankir pemberdaya usahanya menjadi tumbuh pesat. 

"Saya menjadi nasabah sejak tahun 2016 dengan pinjaman modal Rp 2 juta. Setelah mendapat pinjaman modal dan pendampingan dari bankir pemberdaya kini saya beralih memproduksi bandeng presto. Uang pinjaman saya manfaatkan untuk beli alat produksi, karena usaha terus maju BTPN Syariah menambah permodalan hingga mencapai Rp 49 juta. Kini saya bisa memproduksi 150 kg bandeng presto per hari untuk dipasarkan di wilayah Kendal, Temanggung, hingga Wonosobo," tuturnya. 

3. Pandemik jadi tantangan bagi bankir pembiayaan bantu nasabah terdampak ekonomi

BTPN Syariah menyalurkan pembiayaan dan memberikan pendampingan usaha kepada pelaku UMKM di Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Semangat para bankir pemberdaya menghimpun dana dan membuka akses pembiayaan bagi pelaku usaha ultramikro atau masyarakat prasejahtera tak kenal kata menyerah. Apalagi, pada masa pandemik COVID-19, saat sebagian besar nasabah yang didampingi mengaku pendapatannya menurun karena terdampak. 

Bankir pemberdaya BTPN Syariah, Ningsih Triyanti menuturkan, kondisi itu berdampak pada kemampuan bayar angsuran atau kewajiban nasabah. 

"Untungnya, ada program restrukturisasi kredit dari pemerintah. Saya dampingi nasabah pelaku usaha dari kalangan prasejahtera itu bagaimana mengakses fasilitas tersebut. Kemudian, saya dorong semangatnya untuk diversifikasi produk dan mengalihkan pemasaran dari konvensional ke online. Ternyata mereka terbantu dan sekarang bisa jualan lewat Whatsapp, Facebook dan media sosial lainnya," jelasnya.

4. Bankir pemberdaya punya ikatan batin dengan nasabah

Pelaku usaha mikro mendapat pembiayaan dari BTPN Syariah untuk mengembangkan usahanya. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Hubungan emosional antara bankir pemberdaya dengan nasabah secara tidak langsung memang sangat penting dan perlu dijalin. Terlepas dari kepentingan profesi, bagi Ningsih menjadi bankir pemberdaya adalah kepuasan tersendiri karena bisa membantu sesama. 

Selain di Kendal, Purwanti warga Tandang Semarang juga memiliki ikatan emosional dengan bankir pemberdaya. Pertemuan mereka berdua sepuluh tahun lalu memberikan jalan terang bagi perajin tas belanja anyaman dari limbah plastik itu untuk mengembangkan usahanya. 

“Awalnya saya hanya mendapat bantuan dari BTPN Syariah senilai Rp2 juta. Dari modal tersebut saya membuat keranjang belanja dan dipasarkan ke beberapa pasar tradisional. Alhamdulillah, usaha lancar dan berkembang, kini saya sudah enam kali mendapat pinjaman modal dan terakhir mendapat senilai Rp 49 juta. Semua itu tanpa agunan,” tuturnya. 

Baca Juga: Kredit Perbankan Menurun, Perekonomian Jateng Dibayangi Pesimisme

https://www.youtube.com/embed/VyiR0_bg19M
Berita Terkini Lainnya