Kredit Perbankan Menurun, Perekonomian Jateng Dibayangi Pesimisme

Konsumen masih pesimisme terhadap kondisi perekonomian

Semarang, IDN Times - Keyakinan konsumen di Provinsi Jawa Tengah pada bulan Februari 2021 tertahan. Hasil survei konsumen yang dilakukan Bank Indonesia (BI) kepada 700 responden rumah tangga menyatakan bahwa mereka masih pesimisme terhadap kondisi perekonomian di Jateng.

1. Indeks keyakinan konsumen di bulan Februari melemah

Kredit Perbankan Menurun, Perekonomian Jateng Dibayangi PesimismeIlustrasi Kepuasan konsumen toko online. pexels.com/Andrea Piacquadio

Dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Februari 2021 sebesar 94,89, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 97,97. Melemahnya IKK pada Februari 2021 disebabkan oleh menurunnya ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian ke depan atau enam bulan mendatang.

Kondisi itu tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tidak sekuat pada bulan sebelumnya dari 123,21 pada Januari 2021 menjadi 116,62 pada Februari. Meskipun demikian, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan tetap terjaga dan berada pada level optimis di angka kurang dari 100.

Kepala Perwakilan BI Jateng, Pribadi Santoso mengatakan, optimisme tersebut didukung oleh keyakinan responden terhadap perbaikan perekonomian ke depan, seiring dengan prakiraan meredanya pandemik COVID-19 dan kegiatan vaksinasi yang saat ini sudah mulai dilakukan.

Baca Juga: Harga Cabai Picu Inflasi Bulan Februari di Jateng, Capai 0,17 Persen

2. Konsumen optimistis ada kenaikan penghasilan untuk enam bulan ke depan

Kredit Perbankan Menurun, Perekonomian Jateng Dibayangi PesimismeIlustrasi aktivitas buruh di salah satu pabrik kopi di Sumatra Utara. (IDN Times/Prayugo Utomo)

‘’Dilihat dari komponen pembentuknya, keyakinan responden terhadap peningkatan penghasilan ke depan tetap berada pada level yang tinggi dengan indeks ekspektasi penghasilan konsumen sebesar 129,81. Sebanyak 42,14 persen responden memperkirakan kenaikan penghasilan enam bulan mendatang dibandingkan saat ini dan 46,00 persen menyatakan stabil,’’ ungkapnya dalam keterangan resmi, Kamis (4/3/2021).

Lebih lanjut, konsumen juga memperkirakan ketersediaan lapangan kerja akan meningkat sejalan dengan kegiatan usaha yang membaik. Hal ini tercermin dari indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha masing-masing sebesar 109,56 dan 110,48 optimis di angka lebih dari 100.

Dari nilai tersebut, sebanyak 38,29 persen responden memperkirakan ketersediaan lapangan kerja akan meningkat dan 32,29 persen menyatakan stabil. Demikian pula, untuk responden yang menyatakan kegiatan usaha ke depan akan membaik sebesar 41,14 persen dan stabil 26,14 persen.

3. Pesimisme konsumen terlihat dari penurunan penyaluran kredit

Kredit Perbankan Menurun, Perekonomian Jateng Dibayangi PesimismeIlustrasi credit (IDN Times/Arief Rahmat)

Kendati demikian, kata Pribadi, pesimisme responden terhadap kondisi perekonomian saat ini juga terkonfirmasi dari penurunan penyaluran kredit perbankan. Kredit konsumsi, sebagai salah satu indikator daya beli sektor rumah tangga mengalami penurunan dari 0,50 persen (yoy) pada Desember 2020 menjadi -0,03 persen (yoy) pada Januari 2021.

‘’Berdasarkan dari jenisnya, kredit kendaraan bermotor (KKB) mengalami penurunan dari -24,28 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi -25,90 persen (yoy). Perlambatan terjadi pada kredit perumahan (KPR) dari 1,66 persen (yoy) pada Desember 2020 menjadi 1,29 persen (yoy) pada Januari 2021, demikian pula kredit multiguna terpantau tumbuh melambat dari 6,67 persen (yoy) menjadi 5,79 persen (yoy),’’ katanya.

Sementara itu, imbuh dia, ditinjau dari kredit sektor produktif sebagai indikator tingkat penghasilan penyediaan lapangan kerja bagi sektor rumah tangga, tercatat mengalami peningkatan terbatas dari 2,15 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 2,68 persen (yoy). Kredit investasi mengalami peningkatan dari 15,94 persen (yoy) menjadi 17,75 persen (yoy), sementara kredit modal kerja masih mengalami penurunan dari -2,36 persen (yoy) menjadi -2,37 persen (yoy).

Baca Juga: Indonesia Masuk Resesi, Ekonomi Jateng Terjun Bebas Minus 3,93 Persen

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya