TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Millenial Wujudkan Mimpi Kerja di Jerman Pakai Jalur Ausbildung

Baru pertama kali ada di Indonesia, lho

Edukadin Jateng dan IHK Trier Jerman akan memberangkatkan 14 anak muda untuk program Dual Ausbildung. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Semarang, IDN Times - Generasi millennial bermimpi besar untuk membangun masa depan sesuai dengan minat bakarnyanya masing-masing. Seperti 14 anak muda yang akan berangkat ke Jerman melalui program Ausbildung, kerja sama antara Edukadin Jawa Tengah dan Industrie-und Handelskammer (IHK) Trier atau Kadin Jerman.

Baca Juga: UMKM Gayeng Menyulut Usaha di Jateng Bangkit Lewati Badai Pandemik, Ekonomi Terungkit

1. Bekerja di luar negeri jadi mimpi generasi millennial

Edukadin Jateng dan IHK Trier Jerman akan memberangkatkan 14 anak muda untuk program Dual Ausbildung. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Ausbildung adalah program pendidikan dan pelatihan vokasi di Jerman. Para millennial berusia 18–35 tahun itu akan mendapatkan program pelatihan keterampilan sekolah sambil bekerja, kurang lebih selama tiga tahun.

Muhammad Fahmi Affif adalah salah satu peserta yang tertarik mengikuti program Ausbildung tersebut. Pemuda asal Ngawi, Jawa Timur itu sudah jatuh cinta dengan negara di benua Eropa itu sejak suka menonton film Jerman. Melalui film-film yang ia tonton, lelaki berusia 19 tahun itu juga tertarik dengan budaya Jerman terutama dalam hal kedisiplinan.

‘’Berawal dari sana saya kemudian mempelajari bahasa Jerman untuk dapat mengakses program pendidikan dan pelatihan vokasi sistem ganda. Program Ausbildung ini saya jadikan jembatan untuk bisa bekerja di Jerman ke depannya,’’ katanya saat ditemui di sela pelatihan dan persiapan ke Jerman di kantor Edukadin Jateng, Rabu (22/6/2022).

Melalui kerja sama tersebut, Affif akan berangkat ke Jerman pada Agustus 2022. Lulusan SMK Telkom Malang itu akan magang sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) di sebuah restoran Jerman.

2. Bergabung di program Dual Ausbildung

Edukadin Jateng dan IHK Trier Jerman akan memberangkatkan 14 anak muda untuk program Dual Ausbildung. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Tidak hanya Affif, Aziz Agus Rohmat juga punya mimpi yang sama untuk berkarir di luar negeri. Lelaki berusia 27 tahun itu sebelumnya sempat bekerja di Jepang di industri pengolahan ikan selama 1,5 tahun.

Setelah pulang dari Jepang, alumni SMA 1 Seyegan Sleman tersebut berkeinginan menjajal negara lain untuk mengumpulkan pundi-pundi uang. Ia pun memutuskan Jerman sebagai tujuan perjalanan untuk meraih masa depannya.

‘’Saya pun belajar bahasa Jerman. Nah, saat sedang kursus bahasa Jerman, salah satu guru memberitahu kalau ada program Dual Ausbildung dari Edukadin Jateng. Saya pun ikut seleksi untuk jurusan ahli restoran,’’ tuturnya.

Pada angkatan 1 tahun 2022, Kadin Jateng melalui Edukadin memberangkatkan 14 orang. Enam bulan sebelum keberangkatan, Affif, Agus, dan 12 peserta lain mempersiapkan diri dengan mengikuti pelatihan bahasa Jerman dan vokasi di bawah Kadin Jateng. Selain itu, mereka juga belajar budaya dan gaya hidup hingga etos dan disiplin kerja di Jerman.

3. Lulusan vokasi sistem ganda bersertifikat tenaga ahli

Edukadin Jateng dan IHK Trier Jerman akan memberangkatkan 14 anak muda untuk program Dual Ausbildung. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Koordinator Program Kemitraan Vokasi IHK (Kadin Trier Jerman), Andreas Gosche mengatakan, banyak manfaat dari vokasi sistem ganda karena di negara-negara yang menerapkan sistem ganda tersebut termasuk Jerman, memiliki tingkat pengangguran paling rendah. Pasalnya, sebagian besar SDM terserap di industri. 

‘’Para peserta yang akan berangkat ini akan melaksanakan pendidikan dan bekerja di Jerman. Setelah lulus mereka akan memperoleh sertifikat vokasi profesi dengan gelar Fachkraft tenaga ahli. Sertifikat itu bisa digunakan untuk bekerja di negara mana pun di Eropa. Dari pengalaman yang ada para lulusan sistem ganda ini, akan langsung ditawari kontrak kerja,’’ jelasnya.

Untuk diketahui, Kadin Jawa Tengah dan IHK Trier telah bekerja sama lebih dari 20 tahun untuk mengembangkan SDM profesional. Program itu merupakan pilot project (proyek percontohan) karena belum ada di level Kadin Indonesia yang mempunyai program serupa.

Baca Juga: Pakar Sastra Jawa Unnes: Bahasa Jawa Sudah Melintasi Zaman Dengan Caranya Sendiri

Berita Terkini Lainnya