TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Epidemiolog Undip Semarang: Millennial Perlu Vaksinasi Virus Corona

Ini urutan pemberian vaksinasi COVID-19 berdasarkan golongan

ilustrasi vaksin (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Semarang, IDN Times - Tren kasus baru pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 terus naik baik secara nasional maupun di daerah. Meski menunjukkan risiko tinggi penularan dan kematiannya, masyarakat justru semakin apatis dan pasrah dengan tetap melakukan kegiatan normal tanpa mengindahkan protokol kesehatan virus corona yang berlaku.

Baca Juga: Gawat! Ruang Isolasi di RSUD Semarang Sudah Penuh, Kasus Corona Naik

1. Butuh upaya lebih untuk mengubah perilaku masyarakat di masa pandemik

Warga mendengarkan arahan dari pihak kepolisian tentang protokol kesehatan di Manado, Sulawesi Utara, Senin (14/9/2020). Pihak Kepolisian, Satpol PP dan TNI gencar melaksanakan patroli yustisi untuk menyadarkan pentingnya kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebarab COVID-19. (ANTARA FOTO/Adwit B Pramono)

Epidemiolog Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Dr dokter Budi Laksono mengatakan, upaya pencegahan COVID-19 diyakini sudah dilakukan lebih baik, mulai dari kebijakan pemerintah maupun sosialisasi melalui media massa terkait protokol kesehatan saat masa pandemik virus corona.

‘’Namun, mengubah perilaku dan mendisiplinkan masyarakat ini butuh upaya lebih. Maka, saat ini harapan yang ditunggu adalah vaksinasi. Hanya saja ketika sudah ada vaksin perlu diprioritaskan juga siapa penerimanya bila vaksin yang datang tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan semua. Kemudian, perlu ada pemahaman apa tujuan vaksinasi COVID-19 ini,’’ katanya saat dihubungi IDN Times, Kamis (26/11/2020).

Vaksinasi, lanjut Budi, akan mengurangi risiko orang terpapar terdampak berat pada golongan orang sehat yang disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M. Kemudian, orang dengan gejala ringan seperti flu, demam, sakit kepala, atau diare akan membaik dengan sendirinya setelah rehat atau istirahat dengan cukup dan minum obat. Bila divaksinasi maka gejala makin ringan atau tidak ada gejala sama sekali.

Adapun bagi golongan orang yang berusia 50 tahun ke atas dan berisiko tinggi memiliki komorbid (penyakit penyerta), dengan vaksinasi akan lebih terlindungi dari COVID-19.

2. Vaksinasi diprioritaskan bagi orang yang berisiko terpapar COVID-19 dan fatal

telegraph.co.uk

Budi menerangkan, secara epidemiologi ukuran dari keberhasilan pencegahan pandemik adalah menurunkan orang yang harus dirawat di rumah sakit karena gejala berat dan menurunkan kematian. Keadaaan tersebut apabila terjadi maka angka orang dirawat menurun dan kesembuhan naik, dengan angka kematian menurun drastis.

‘’Maka prioritas imunisasi atau vaksinasi pertama harus dilakukan pada orang berisiko fatal bila terpapar. Orang ini mereka yang berumur 50 tahun ke atas terlebih dengan komorbid berisiko seperti diabetes, asma, bronkhitis kronis. Dalam kelompok ini termasuk mereka yang tugasnya berdekatan dengan risiko penularan seperti, perawat, dokter, petugas di perawatan COVID-19. Kemudian, petugas yang berhubungan dengan banyak orang seperti polisi, petugas sosial, politikus yang banyak turun di masyarakat,’’ jelas Dosen Magister Epidemiologi Undip Semarang itu.

Baca Juga: Jateng Dijatah 21 Juta Vaksin COVID-19, Ini Usia yang Jadi Prioritas

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Berita Terkini Lainnya