Mal Jadi Panggung Unjuk Bakat Anak Difabel Rungu Semarang saat Liburan

2. Akses pendidikan anak tuna rungu makin luas

Mengantar anak-anak tuna rungu yang sedang menikmati liburan dengan unjuk gigi di Mal Ciputra itu, Ketua Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu (Gerkatin) Semarang, Mahendra Teguh Kriswanto yang turut hadir menyampaikan, bahwa anak-anak tuna rungu tersebut seperti halnya anak normal lainnya.

‘’Mereka ini juga punya bakat, punya kreativitas, punya keterampilan dan bermanfaat seperti anak-anak normal. Hanya saja mereka memiliki kekurangan tidak bisa mendengar dan bicara. Melalui kegiatan ini mereka pasti senang karena diapresiasi kebolehannya dan makin percaya diri,’’ katanya ketika ditemui saat acara.

Menurut lelaki yang akrab disapa Dimas itu, kini akses pendidikan bagi anak-anak dan difabel rungu juga semakin luas. Mereka bisa belajar sesuai minat dan bakatnya. Mayoritas mereka memiliki keterampilan yang menggunakan tangan seperti melukis, menjahit, desain grafis dan perkayuan. Adapun, Gerkatin tidak hanya mendorong mereka berkesenian tapi juga membawa misi edukasi agar penyandang difabel rungu bisa mengembangkan potensinya.

3. Orang tua asah skill anak tuna rungu

Dwi Lestari, orang tua anak difabel rungu menyampaikan, ia terus mendorong Chelsea anaknya untuk ikut dalam berbagai kegiatan. Selain menari dan fashion show, anaknya juga memiliki minat dalam bidang menggambar animasi.

‘’Saya dukung Chelsea agar aktif. Cara ini supaya dia lebih percaya diri dan bisa bersosialisasi,’’ tutur ibu dua anak itu.