TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Open Slot, Cara Fotografer Cewek di Semarang Survive saat Pandemik

Membantu pemotretan produk para desainer pakaian

Pexels/Tranmautritam

Semarang, IDN Times - Dampak pandemik COVID-19 dirasakan semua kalangan segala lini kehidupan. Salah satu yang tak luput tergerus dan rentan terhadap kondisi tersebut adalah pekerja lepas.

Mereka yang akrab disebut freelancer itu terimbas wabah virus corona yang sudah berjalan dalam satu tahun terakhir di Indonesia. Banyak pekerjaan yang tertunda bahkan hilang ketika pandemik melanda. Semangat mereka menjadi adaptasi diri untuk tetap bertahan pada masa sulit ini.

Baca Juga: Transpuan di Semarang, Saat Pandemik Alih Profesi dan Tak Dapat Bansos

1. Fotografer lepas fashion show terimbas pandemik COVID-19

Fotografer lepas Semarang, Irma Mutiara Manggia. Instagram.com/tiachasmani

Irma Mutiara Manggia, fotografer lepas Kota Semarang menggantungkan penghidupan dari memotret acara-acara fesyen yang digelar di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut. Ia kerap diminta sejumlah desainer untuk memotret rancangan baju yang akan dipentaskan oleh para model di catwalk.

Sayangnya, pandemik membuat pekerjaan  yang sudah ia geluti sejak 2010 itu hilang seketika.

‘’Jadi kalau ada acara peragaan busana seperti di wedding expo gitu aku kerap dimintai tolong oleh desainer-desainer untuk memotret baju rancangan mereka. Nanti dari situ aku dapat fee sebagai fotografer, tapi gara-gara pandemik semua pekerjaan itu hilang seiring ada pembatasan jarak sosial yang berdampak tidak ada lagi acara fashion show,’’ ungkap perempuan yang akrab disapa Tia itu ketika dihubungi IDN Times, Jumat (12/3/2021).

Pada waktu bersamaan tepat saat COVID-19 masuk di Indonesia, kontrak pekerjaannya yang juga sebagai content writing juga berakhir. Praktis, perempuan berusia 37 tahun itu kehilangan pekerjaan.

‘’Dari situ aku berpikir apa ya yang bisa kulakukan untuk dapat pemasukan saat pandemik. Soalnya wabah ini sangat membatasi gerak untuk bekerja di luar rumah. Akhirnya, terpikir bikin pemotretan dengan cara open slot bagi desainer pakaian dan pelaku usaha yang butuh produknya difotoin untuk promosi di marketplace atau online shop. Sebab, pandemik ini kan bikin orang yang tadinya jualan offline menjadi online,’’ tutur ibu anak satu itu.

2. Buka jasa pemotretan produk untuk kebutuhan promosi di online shop

Ilustrasi pemotretan produk busana oleh fotografer lepas Semarang. Instagram.com/studio.monsterkopi.

Pada Agustus 2020, Tia membuka studio foto sederhana di rumahnya kawasan Banyumanik, Semarang. Rupanya banyak hal baru yang bisa ia pelajari. Mulai dari cara memotret di dalam studio, merancang jadwal pemotretan, membuat paket pemotretan bagi para klien yang membutuhkan jasanya, hingga mempromosikan bisnisnya.

Sebab sebelumnya pemotretan yang ia lakukan hanya berkutat pada on the spot moment peragaan busana.

Adapun, jasa yang ditawarkan melalui pemotretan secara open slot itu antara lain:

  • Menyiapan studio untuk pemotretan
  • Menyediakan model yang akan memperagakan busana karya desainer yang akan difoto
  • Make up artist (MUA) untuk merias model
  • Dresser yang membantu merapikan busana yang akan dikenakan

Dengan servis tersebut, klien tidak lagi pusing untuk memotret produknya alias tinggal terima bersih.

‘’Dengan sistem open slot ini aku menawarkan jadwal pemotretan di satu hari yang bisa diisi oleh 4-5 desainer atau minimal 20 baju. Bagi yang berminat mereka bisa mengirim rancangan baju mereka ke rumahku untuk difoto. Nanti setelah pemotretan selesai baju akan dikembalikan lagi beserta hasil foto yang mereka pesan. Dalam pekerjaan ini aku memasang tarif Rp80 ribu per baju atau produk ,’’ ujarnya.

Baca Juga: Pandemik, Ibu Kos di Semarang Beri Diskon hingga Tiru Bisnis MLM 

Berita Terkini Lainnya