TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Prediksi Kasus COVID-19 di Semarang Bakal Melonjak Oktober - Desember

Dinkes gencarkan skrining secara random sampling

Ilustrasi Swab Test. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Semarang, IDN Times - Kasus aktif COVID-19 di Kota Semarang diprediksi bakal melonjak pada akhir Oktober hingga Desember mendatang. Dinas Kesehatan Kota Semarang melihat kondisi itu dari pengalaman pada tahun sebelumnya. 

Baca Juga: BOR RS COVID-19 Semarang Turun 85 Persen, Tinggal 2 Pasien Suspect

1. Prediksi lonjakan kasus COVID-19 berdasarkan pengalaman tahun lalu

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan, prediksi ini dilihat dari grafik data COVID-19 pada tahun 2020, angka vaksinasi, dan penerapan protokol kesehatan. Dalam kondisi pelonggaran PPKM bisa jadi diprediksi ada peningkatan kasus pada Oktober dan Desember sebanyak 190--200 kasus. 

"Belajar dari tahun 2020. Kami memasukkan angka kasus COVID-19 dari mesin learning, lalu juga memasukkan angka vaksin dan protokol kesehatan. Kalau tidak ada PPKM darurat, diprediksi nanti ada peningkatan kasus di Oktober akhir antara 200 dan akhir Desember 190 - 200 kasus," ungkapnya melalui rekaman resmi, Senin (4/10/2021).

Menghadapi kejadian tersebut Dinas Kesehatan sedini mungkin melakukan antisipasi agar kasus COVID-19 tidak melonjak. Salah satunya dengan terus melakukan skrining. Kemudian, juga menyelenggarakan random sampling di berbagai sektor. Sebagaimana dalam satu bulan ini sudah ada 10 ribu sampel hasil skrining yang dilakukan oleh tim dari DKK Semarang.

2. Jumlah tracing pada kontak erat pasien COVID-19 ditingkatkan

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

"Ini minggu ke empat kami melakukan skrining menyasar tempat-tempat umum, seperti restoran dan kafe. Sebelumnya, kami skrining ke sekolah, pasar tradisional dan modern, dan perkantoran," tuturnya.

Tidak hanya skrining yang digencarkan, jumlah tracing terhadap kontak erat juga ditingkatkan untuk mengantisipasi lonjakan kasus. Yakni, dari semula pada 15 orang kontak erat kini menjadi 20 kontak erat jika ada satu kasus baru yang terkonfirmasi positif COVID-19.

‘’Semisal, ada satu orang terkonfirmasi positif, kontak erat dari lingkungan kerja, keluarga,  tetangga kanan kiri serta depan belakang rumah yang bersangkutan juga akan kena tracing. Saat ini tracing sudah 100 persen dan kasus positif juga tidak banyak. Hal itu karena ada daerah terdapat kasus kami langsung ke sana untuk tracing,’’ jelas Hakam.

Baca Juga: 10 Kecamatan di Semarang Belum Bebas Corona, Masih 30 Kasus COVID-19

Berita Terkini Lainnya