TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sudah 2,3 persen Warga Semarang Dites Corona, Kombinasi Rapid dan Swab

Targetkan 5 persen warga Semarang bisa jalani tes COVID-19

(Petugas melakukan pemeriksaan rapid test pengunjung dan pedagang pasar di Pasar Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (28/5/2020) ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra

Semarang, IDN Times - Tes massal uji virus corona (COVID-19) yang dilakukan secara masif oleh Pemerintah Kota Semarang masih menggunakan kombinasi alat uji rapid dan swab. Adanya antrean pengujian sampel di laboratorium polymerase chain reaction (PCR) menjadi alasan digunakannya kedua tes tersebut secara bergantian.

Baca Juga: Muazin Masjid Muhammadiyah Semarang Positif Corona, Jemaah Diperketat

1. Tes swab COVID-19 dengan VTM lebih banyak digunakan di Semarang

Ilustrasi swab test. (Dok.Kementerian BUMN)

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan, pihaknya masih menggunakan tes rapid sebagai screening atau pemeriksaan untuk memutus rantai virus corona di Kota Semarang. 

‘’Dulu awal-awal kami pakai rapid saja, tapi dalam tes massal masif beralih menggunakan swab agar lebih akurat. Namun, saat ini kami kombinasikan penggunaan rapid dengan swab dalam penanganan COVID-19,’’ ungkapnya saat dihubungi IDN Times, Kamis (25/6).

2. Terjadi antrean pengujian sampel swab di laboratorium PCR

RS PHC, anak perusahaan Pelindo 1, sudah memiliki laboratorium PCR untuk menguji sampel swab tenggorok. (dok Humas Pelindo 1)

Dari pelaksanaan, tes swab lebih banyak digunakan sebagai alat uji. Namun berdampak pada panjangnya antrean pengujian sampel PCR.

‘’Untuk menguji sampel swab di laboratorium kami punya tiga rumah sakit rujukan antara lain RS Nasional Diponegoro, RSUD KRMT Wongsonegoro, dan RSUP Dr Kariadi Semarang. Antrean di sana banyak banget. Sebab, kabupaten dan kota di Jawa Tengah bagian utara juga lari ke rumah sakit itu untuk menguji sampel,’’ tuturnya.

Untuk diketahui, antrean di RSUD KRMT Wongsonegoro mencapai 2.600 sampel, RS Nasional Diponegoro sebanyak 1.000 sampel, dan RSUP Dr Kariadi sampai 700 sampel.

‘’Kalau terlalu banyak antrean dan tidak ada pemecahan kan repot. Sedangkan, tes massal masih terus berjalan. Makanya 1-2 minggu ini ketiga rumah sakit itu difokuskan untuk pasien dalam perawatan (PDP) di Kota Semarang, karena jumlahnya banyak di angka 220-280 orang. Sedangkan, sampel swab dari pasien isolasi mandiri atau komunitas dan orang yang kontak erat dengan pasien positif, kami larikan ke Solo dan Yogyakarta,’’ jelas Hakam.

Baca Juga: Akad Nikah di Semarang Jadi Klaster Baru Virus Corona

Berita Terkini Lainnya