TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Viral! Tersebar Nama Pasien Positif Klaster Warung di Semarang 

Penutupan warung diperpanjang hingga 18 September 2020

Ilustrasi Warung Makan Kepala Mangut Bu Fat di Jalan Ariloka, Krobokan, Semarang. IDN Times/Anggun Puspitoningrum

Semarang, IDN Times - Daftar nama pasien positif COVID-19 dari klaster warung di Kota Semarang viral tersebar di Whatsapp Grup (WAG) beberapa hari terakhir. Menanggapi kabar tersebut Dinas Kesehatan Kota Semarang menegaskan bahwa daftar nama tersebut tidak resmi.

Baca Juga: Muncul Klaster COVID-19, Warung Kepala Manyung Bu Fat Disemprot Disinfektan

1. Dinkes tegaskan daftar nama yang tersebar di WAG tidak resmi

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dokter Abdul Hakam, mengatakan meski diakui ada klaster warung di Semarang,  pihaknya tidak tahu menahu terkait daftar nama positif yang tersebar dalam WAG beberapa hari terakhir ini.

“Memang benar ada cluster rumah makan di daerah Krobokan. Sampai saat ini masih dalam penanganan dan penelusuran. Namun saya tegaskan bahwa informasi tempat makan beserta nama-nama yang tersebar di WAG seperti sekarang ini bukan resmi dari Dinkes,” ungkapnya dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Sabtu (12/9/2020). 

2. Penyebaran nama pasien COVID-19 tidak bertanggung jawab

(Pasien COVID-19) Dok. IDN Times/Humas RSUD Klungkung

Untuk diketahui, semua nama pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 harus dirahasiakan, kecuali untuk kepentingan penanganan medis.

"Itu ada kode etiknya bahwa nama pasien dilindungi, kan ya nggak mungkin kita sebar-sebar. Termasuk nama rumah makannya. Jika sampai tersebar, berarti ada oknum yang kurang bertanggung jawab, dan saya pastikan itu bukan dari orang Dinkes,“ tuturnya. 

Hakam menjelaskan, kronologi penemuan klaster baru tersebut berawal dari salah seorang yang terkonfirmasi positif virus corona dan diketahui dari sistem info COVID-19 Kota Semarang.

Kemudian, Dinkes meneruskan info tersebut ke Puskesmas setempat untuk segera dilakukan tracking. Setelah melakukan pemeriksaan kontak erat pada keluarga pasien tersebut, petugas epid puskesmas juga melakukan pemeriksaan kepada kontak erat lainnya yang diketahui memiliki aktivitas di rumah makan tersebut. 

3. Sebanyak 20 orang dari 30 orang yang dites swab terkonfirmasi positif

Ilustrasi Warung Makan Kepala Mangut Bu Fat di Jalan Ariloka, Krobokan, Semarang. IDN Times/Anggun Puspitoningrum

“Sejumlah 30 kontak erat sudah kami tes swab. Hasilnya 20 konfirmasi positif. Saat ini 18 orang sudah ditangani pihak Dinkes di Rumah Isolasi Rumdin, dua orang lainnya dirawat di rumah sakit karena ada keluhan sesak nafas,”  jelas Hakam. 

Dinkes mengimbau kepada masyarakat untuk selektif menerima informasi dan jangan mudah percaya jika tidak jelas sumbernya.

“Insya Allah, semua tertangani dengan baik. Jadi mohon masyarakat untuk tidak resah, dan sekali lagi bijak menerima informasi. Tetap jaga kesehatan, disiplin protokol kesehatan dengan selalu memakai masker, rajin cuci tangan dan hindari kerumunan," tandasnya. 

4. Selama pandemik warung makan tidak pernah sepi dan tidak menerapkan protokol kesehatan

Tangkapan layar channel YouTube Ganjar Pranowo

Sementara, kronologis penyebaran virus corona di Warung Makan Kepala Manyung Bu Fat bermula dari menantu pemilik yang sakit panas, pilek, dan sesak napas, lalu dibawa ke rumah sakit dan ternyata terkonfirmasi positif. Kemudian, karena yang bersangkutan tinggal di warung, maka sebanyak 30 orang baik anak dan karyawan warung ikut di tes swab hingga akhirnya ada diketahui ada 18 orang juga terkonfirmasi positif.

Menurut Lurah Krobokan, Sarno, selama pandemik warung tersebut tidak pernah sepi, pengunjung datang silih berganti sepanjang jam operasional mulai pukul 09.00 - 21.00 WIB.

"Tamunya banyak karena sudah terkenal, tidak hanya pembeli dari luar kota tapi juga sampai luar negeri. Namun, sayangnya di sana penerapan protokol kesehatan tidak ketat. Pemeriksaan termo gun juga kadang ada kadang tidak, tamu tidak diminta cuci tangan dulu sebelum masuk warung, dan antar tempat duduk juga tidak berjarak," ungkapnya. 

Baca Juga: Relawan Sinovac Kena COVID-19, Dinkes Semarang: Vaksin Belum Sempurna

Berita Terkini Lainnya