Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Semarang, IDN Times - Guna melestarikan ragam budaya dan kesenian wayang di kalangan pelajar di Semarang, Jawa Tengah, digelar Wayang for Student 2019.
Acara tersebut melibatkan 100 pelajar yang berasal dari lima sekolah.
Baca Juga: Hari Wayang, Beskap Dalang Ki Manteb Jadi Koleksi Museum Ronggowarsito
1. Mengangkat tema Gatotkaca Krida
Pementasan Wayang for Student 2019 yang mengangkat cerita Gatotkaca Krida digelar di Majapahit Convention Semarang, Selasa (19/11). Sebanyak 700 pelajar, guru, dan orangtua dari 10 sekolah diundang langsung untuk menikmati pementasan tersebut.
Lima sekolah terlibat dalam pementasan diantaranya SMA Negeri 1 Ungaran, SMA Negeri 2 Ungaran, SMP Negeri 30 Semarang, SMP Maria Mediatrix Semarang, dan SMK Negeri Jateng Semarang. Mereka yang tampil merupakan pelajar yang memiliki bakat dan minat di bidang seni tari, drama, suara, serta musik.
2. Sebagai upaya melestarikan budaya nasional
Wayang for Student merupakan program CSR Bakti BCA sejak 2014 lalu. Acara yang telah diadakan kali kelima itu sengaja dihelat guna melahirkan generasi muda yang cinta budaya bangsa.
Menurut Executive Vice President CSR BCA, Inge Setiawati generasi muda saat ini cenderung tumbuh dan berkembang dengan berbagai layanan digital serta pengaruh pop culture yang cukup masif. Sementara budaya tradisional Indonesia perlahan mulai dilupakan.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
"Kegiatan ini menjadi upaya pelestarian dan pengembangan budaya nasional. Jika bukan kita, siapa lagi yang melestarikannya," kata Inge.
3. Turut memperingati Hari Wayang Nasional
Sementara itu, Direktur Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Restu Gunawan menyatakan bahwa acara Wayang for Student diadakan juga untuk memperingati Hari Wayang Nasional, yang jatuh di tanggal 7 Nopember setiap tahunnya.
Lebih dari itu, Wayang for Student juga dijadikan sebagai tempat serta sarana pentas terbaik bagi para pelajar agar kesenian dan budaya wayang tak punah di kalangan mereka.
"Ini sebagai etalase untuk tampil. Dengan demikian bisa menjadi modal anak-anak untuk bisa dilanjutkan di sekolah masing-masing. Baik untuk para pemainnya maupun yang melihatnya," terang Restu.
Baca Juga: Kisah Difabel Tanpa Kedua Lengan Buat Mainan Wayang dari Kardus