Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Semarang, IDN Times - Sebuah rumah sakit rujukan lini tiga di Kota Semarang, Jawa Tengah terpaksa melakukan donasi secara daring. Donasi dilakukan untuk pembuatan ruang ICU bagi pasien virus corona (COVID-19) dimana kasusnya terus meningkat di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah tersebut.
Baca Juga: Kisah Pengusaha Informal di Demak dalam Menjaga Ketahanan Pangan Warga
1. Butuh donasi Rp5 miliar untuk membuat ruang ICU pasien virus corona
Ilustrasi personel Satgas Mobile COVID-19 memeriksa kondisi pasien diduga terjangkit virus Corona (COVID-19) di ruang isolasi Rumah Sakit Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/3). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah Donasl dilakukan langsung oleh pihak rumah sakit melalui pedulisehat.id, yang merupakan salah satu platform donasi kesehatan online di Indonesia. Dari penelusuran IDN Times, pihak rumah sakit Panti Wilasa dr Cipto Semarang mengunggah permohonan donasi pada 8 September 2020.
Donasi yang mereka butuhkan berjumlah Rp5 miliar. Hingga berita ini dibuat, baru terkumpul Rp16.152.000. Durasi waktu donasi tersebut sekitar 3 bulan atau 60 hari semenjak diunggah pada laman tersebut.
Donasi bertuliskan ICU Isolasi untuk Pasien Covid19 itu diperuntukkan untuk menambah 8 ruang ICU bagi pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. Sebab kapasitas yang ada saat ini, dengan 2 ruang ICU beserta 2 ventilator tak cukup untuk menampung pasien virus corona yang jumlahnya terus bertambah.
2. Ruang ICU untuk pasien COVID-19 berbeda dengan biasanya
Pada platform itu, pihak rumah sakit turut menjelaskan bahwa ruang ICU untuk pasien COVID-19 tersebut berbeda dengan ruang ICU biasnya karena harus dilengkapi dengan pengatur kondisi udara yang memadai. Meliputi tekanan udara ruang, suhu, kelembaban, serta aliran udara untuk mencegah penularan ke pasien maupun tenaga medis.
Ruang ICU juga memerlukan peralatan pendukung seperti alat bantu napas (ventilator), alat monitoring pasien, perlengkapan untuk memberikan resusitasi (bantuan hidup), dan peralatan pendukung lainnya untuk memasukkan obat secara tepat, dengan dukungan tenaga kesehatan yang kompeten dalam penanganan pasien COVID-19.
Ruang tersebut juga harus dilengkapi dengan pintu keluar masuk bagi tenaga kesehatan yang aman, guna mencegah penularan COVID-19 terhadap mereka.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
3. Faktor sulitnya mendapatkan rujukan menjadi pertimbangan rumah sakit
Ilustrasi tenaga medis mengenakan APD. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah Dikonfirmasi, Humas Rumah Sakit Panti Wilasa dr Cipto Semarang, Petrus Agustinus membenarkan informasi tersebut. Ia mengungkapkan kondisi 2 tempat tidur ICU dengan 2 ventilator yang saat ini ada tak memadai untuk merawat pasien COVID-19 karena semakin bertambahnya pasien yang masuk. Ditambah juga dengan sulitnya mendapatkan tempat ke rumah sakit rujukan, baik lini satu maupun lini dua di Semarang.
"Jumlah (2 ICU) itu masih kurang. Kami gagal tidak mendapatkan rujukan ke rumah sakit lain. Diharapkan dengan perkiraan biaya (Rp5 miliar) itu bisa sudah siap dalam waktu 3 bulan kedepan. Beberapa kali pengalaman kami merujuk pasien penanganan COVID-19 untuk ruang ICU kesulitan. Sulitnya itu bukan karena tak mau menerima, tapi pihak rumah sakit lain juga saya kira sudah penuh juga," jelasnya kepada IDN Times secara khusus melalui sambungan telepon.
Baca Juga: Tak Signifikan Bantuan untuk Seniman Semarang saat Pandemik Menerjang