TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hujan Esktrem di Semarang Dampak Badai Siklon Tropis 18S, Waspada!

Pakar ungkap tanda-tandanya. Keep safe Semarang!

ilustrasi hujan lebat (freepik.com/freepik)

Semarang, IDN TImes - Hujan ekstrem melanda wilayah pesisir pantai utara (Pantura) Jawa Tengah. Hujan disertai angin menerjang sejumlah wilayah di sekitar Semarang, Demak, Kudus, Grobogan, Kendal, dan Pati selama tiga hari terakhir. 

1. Dampak pergerakan badai siklon

ilustrasi badai.(unsplash.com/Torsten Dederichs)

Periset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin mengatakan, kondisi itu merupakan dampak dari Squall Line karena pergerakan Badai Siklon di Selatan Pulau Jawa.

"Squall line awet karena di-remote oleh pergerakan badai siklon selatan Jawa," katanya dalam postingan akun media sosialnya X, @EYulihastin pada Rabu (13/3/2024).

IDN Times telah mendapatkan izin dari Erma untuk mengutip pernyataan tersebut pada pemberitaan ini.

Baca Juga: Rumdin Camat Semarang Selatan Rusak Parah Tertimpa Pohon Jati

2. Hujan turun sudah lebih dari 12 jam

Squall line (berwarna kuning) di wilayah sekitar Semarang yang mengakibatkan hujan ekstrem. (https://twitter.com/EYulihastin)

Melansir laman resmi National Weather Service (NWS)--BMKG Amerika Serikat (AS)--. Squall line merupakan salah satu tipe badai. Badai tersebut terbentuk dalam garis memanjang ke samping hingga ratusan mil.

Squall line yang menghasilkan angin dan hujan yang bisa bertahan selama berjam-jam.

Adapun, Squall line merupakan tiga sistem badai konvektif berpola hujan garis-garis memanjang yang diakibatkan dari siklon tropis 18S.

"Saya cek sudah lebih dari 12 jam konsentrasi hujan badainya memang ada di Semarang. Efek Squall line besar yang memanjang dari laut menuju pesisir," imbuhnya.

Untuk diketahui, siklon tropis 18S merupakan perkembangan dari Badai Tropis 98S.

Erma menjelaskan, efek pergerakan bibit siklon 18S dari barat ke timur (selatan Jatim) mengakibatkan hujan deras persisten di Jawa (Demak, Kudus, Pati, Semarang), Madura, dan Kupang.

"Hujan yang persisten dipicu oleh squall line efek dari vorteks. Semarang dan Kupang waspada. Ya, awet itu artinya persisten. Kenapa persisten karena ada faktor yg memodulasi. Modulasi adalah proses menuju puncak/ekstrem dari hari ke hari. Ekstrem itu yang harus diwaspadai," ujarnya.

Berita Terkini Lainnya