TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kala Layanan KRL Sulap Kecemasan Remaja Tuna jadi Kegembiraan

Solusi transportasi yang inklusif dan berkelanjutan

KRL Solo-Yogyakarta yang berhenti di Stasiun Palur. (IDN Times/Larasati Rey)

Intinya Sih...

  • KRL Solo-Yogyakarta memberikan akses transportasi yang ramah difabel dengan fasilitas khusus, harga tiket murah, dan efisiensi waktu perjalanan.
  • Penyediaan aksesibilitas pelayanan jasa transportasi publik untuk difabel tidak lepas dari Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 98 Tahun 2017.
  • Eksistensi KRL Solo-Yogyakarta meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, pariwisata, dan mobilitas masyarakat dengan peningkatan jumlah penumpang yang signifikan setiap tahunnya.

Rizal Bachtiar sudah tidak lagi khawatir dan takut menumpangi kereta api (KA). Mindset dan kepercayaan dirinya bertambah usai menjajal untuk pertama kalinya layanan Kereta Rel Listrik (KRL) Solo-Yogyakarta, pada pertengahan tahun 2023.

Hal itu cukup beralasan bagi Rizal, sebagai remaja difabel grahita. Ia memiliki pengalaman tidak mengenakkan saat mengakses transportasi umum, khususnya moda kereta lantaran minimnya akses dan ketersediaan fasilitas untuk difabel.

Mimpi buruknya akan transportasi yang tak ramah difabel sirna seketika semenjak kemunculan KRL Solo-Yogyakarta.

Bagaimana tidak, siswa Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu termanjakan oleh layanan KRL yang dioperasikan oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), sebagai anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero).

KRL Solo-Yogyakarta yang berhenti di Stasiun Palur. (IDN Times/Larasati Rey)

Bagi Rizal, keberadaan KRL yang menyediakan 30 perjalanan setiap hari untuk lintas Solo-Yogyakarta dan sebaliknya itu lebih ramah dan efisien untuknya jika dibandingkan dengan Kereta Rel Diesel (KRD) Prambanan Ekspres (Prameks), yang sebelumnya sudah beroperasi untuk rute yang sama, selama lebih dari 29 tahun atau sejak 20 Mei 1994. Apalagi, daya tempuh kereta yang resmi beroperasi pada 10 Februari 2021 itu lebih cepat dari KRD Prameks, hanya 68 menit untuk jarak 62,5 kilometer (km) sehingga mengurangi kemacetan dan mempercepat pergerakan antarkota.

Yang tidak kalah penting adalah harga tiketnya yang murah, Rp8 ribu untuk sekali perjalanan. 

Ia pun kini kerap melakukan perjalanan bersama orangtuanya menggunakan KRL Solo-Yogyakarta.

"Selama ini gak ada kesulitan (untuk naik KRL Solo-Yogyakarta). Kalau dulu kan (KA Prameks) gak ada AC, sekarang lebih nyaman keretanya dan enak pelayanannya sehingga ramah untuk anak-anak dan difabel," katanya Rizal yang berusia 17 tahun itu kepada IDN Times.

Lilis, yang seumuran dengan Rizal mengungkapkan hal senada. Gen-Z kelahiran Kulon Progo, DIY itu mengaku jika aksesibilitas KRL Solo-Yogyakarta untuk difabel, terutama pengguna kursi roda seperti dirinya telah mumpuni. Lebih-lebih, fasilitas berupa guiding block yang merata di setiap stasiun keberangkatan dan pemberhentian KRL Solo-Yogyakarta.

Kondisi tersebut menyamankan Lilis. Keramahan dan pelayanan prima dari petugas KRL dan stasiun yang ikut membantunya saat naik dan turun kereta menambah keamanannya.

"Alhamdulillah dibantu (petugas) dari mau berangkat hingga naik kursi roda. Turun dari kereta juga dibantu (petugas). Kalau pakai kursi roda posisinya di pojok, karena (penumpang) yang pakai kursi roda ada area tersendiri," ucapnya.

Penumpang difabel bersiap menaiki KRL Solo-Yogyakarta di Stasiun Palur. (IDN Times/Larasati Rey)

KRL Solo-Yogyakarta merupakan commuter line yang pertama kali beroperasi di luar wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek). Kereta bernama Lin Yogyakarta tersebut menyediakan ruang khusus bagi difabel, yakni di gerbong 4 dan gerbong 5.

Kedua gerbong tersebut menyediakan kursi khusus bagi penumpang difabel. Fasilitas lain yang memanjakan Rizal dan Lilis adalah akses peron yang sejajar, musala khusus, dan loket difabel di stasiun sehingga membantu dan menghargai hak-hak penumpang difabel.

Penyediaan aksesibilitas pelayanan jasa transportasi publik untuk difabel tersebut tidak lepas dari Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 98 Tahun 2017. Beleid tentang Penyediaan Aksesibilitas pada Pelayanan Jasa Transportasi Publik Bagi Pengguna Jasa Berkebutuhan Khusus itu ditandatangani oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi pada 2 Oktober 2017.

Implementasi kebijakan tersebut salah satunya dengan menjalin kerjasama dengan pihak penyedia layanan transportasi. Seperti yang dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) dengan PT KCI, sebagai operator layanan KRL Solo-Yogyakarta untuk mewujudkan transportasi umum yang inklusif bagi semua penumpang.

Kemudahan tersebut secara tidak langsung berdampak positif terhadap kesehatan mental difabel. Difabel menjadi berdaya saing karena memiliki mobilitas yang mandiri, bebas, dan leluasa mengakses transportasi umum sehingga meningkatkan kualitas hidup, mengurangi isolasi sosial, dan menekan stigma serta diskriminasi terhadap mereka.

Penyuluh Sosial Dinas Sosial DIY, Lilis Sulistyowati mengapresiasi aksesibilitas terhadap difabel pada layanan KRL Solo-Yogyakarta. Menurutnya, keleluasaan bertransportasi untuk difabel ikut memberikan nilai tambah ekonomi di daerah-daerah yang dilintasi KRL. Contohnya di Yogyakarta, Klaten, dan Solo.

"Saya kira fasilitas KRL (Solo-Yogyakarta) sudah cukup baik. Ada guiding block sudah rapi dan tidak terlalu mepet (untuk jalan difabel). Dengan begitu, difabel bisa lebih berdaya. Mereka bisa datang ke (stasiun) sini. Manuver arah balik untuk (difabel) pengguna kursi roda tidak menyulitkan dan dibantu (petugas) juga untuk naik dan turunnya," jelasnya.

Menyokong Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Suasana penumpang KRL Solo-Yogyakarta. (IDN Times/Larasati Rey)

Kehadiran KRL Solo-Yogyakarta tidak lepas dari peran strategis Kementerian Perhubungan yang telah merencanakan pembangunan layanan tersebut dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (Ripnas) tahun 2030, yang disusun Ditjen Perkeretaapian (DJKA) sejak tahun 2011. 

Eksistensi KRL Solo-Yogyakarta menghidupkan kawasan aglomerasi Solo-Yogyakarta sehingga menjadi solusi transportasi berkelanjutan yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan mendorong pemerataan ekonomi masyarakat.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Yogyakarta mencatatkan jika selama tiga tahun KRL Solo-Yogyakarta beroperasi, memberikan efek positif terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Yogyakarta. PDRB sektor transportasi tahun 2023 di kota tersebut melambung menjadi Rp2 triliun dari tahun sebelumnya yang hanya Rp1,7 triliun.

BPS Kabupaten Klaten juga mencatatkan hal serupa. Sektor transportasi di kabupaten seluas 655,6 kilometer persegi itu tumbuh signifikan sehingga berkontribusi positif menyumbang kinerja pertumbuhan ekonomi setempat tahun 2022 mencapai 79,27 persen. Pada tahun sebelumnya atau 2021 hanya 2,13 persen.

Penumpang menaiki KRL Solo-Yogyakarta dari Stasiun Solo Balapan. (IDN Times/Larasati Rey)

VP Corporate Secretary PT KCI, Anne Purba mengatakan, peningkatan PDRB di dua daerah yang dilalui KRL Solo-Yogyakarta menjadi indikator tingginya mobilitas masyarakat yang menggunakan layanan transportasi tersebut. 

PT KCI mendata, penumpang KRL Solo-Yogyakarta terus bertambah selama tiga tahun terakhir. Sepanjang tahun 2023 penumpangnya mencapai 6.453.099 orang pengguna. Jumlah itu melonjak 44 persen dari tahun 2022 sebanyak 4.494.475 penumpang.

Adapun, jumlah penumpang KRL Solo-Yogyakarta tahun 2022 itu naik 39 persen dari tahun 2021 yang hanya 1.755.865 orang pengguna.

Tren tersebut masih berlanjut pada masa libur Lebaran 2024. Jumlah penumpang KRL Solo-Yogyakarta meningkat 10 persen dibandingkan hari normal.

Secara keseluruhan penumpangnya hingga Sabtu (13/4/2024) sudah mencapai 31 ribu penumpang. Sedangkan rata-rata harian untuk penumpang KRL selama hari kerja di bulan Ramadan hanya sebanyak 13.822 orang per hari.

"Untuk tren pengguna saat weekday dan weekend menunjukkan kenaikan. Rata-rata pengguna weekday tahun 2021 sebanyak 4.461 orang dan weekend 4.886 orang. Sementara tahun 2022, weekday 10.896 orang dan weekend berjumlah 15.720 orang. Di tahun 2023, saat weekday 15.321 orang dan weekend 22.154 orang. Dengan konektivitas yang baik dan layanan yang andal, KRL Solo-Yogyakarta ikut memperkuat sektor ekonomi dan memberikan manfaat bagi masyarakat di kedua kota tersebut," ujarnya.

Berita Terkini Lainnya