TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Karismatik Imam Besar Masjid Kauman Semarang, Tak Banyak Tahu

Dikenal sebagai sosok yang istikamah dan ikhlas di Semarang

nu.or.id

Semarang, IDN Times - Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Salah satu imam besar Masjid Agung Semarang (MAS), Jawa Tengah yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Mathlab Mafazil Qur’an (MMQ), KH Ahmad Naqib Noor meninggal dunia. Ia tutup usia pada Selasa (11/8/2020).

Baca Juga: Cara Lain UMKM di Semarang Support Tenaga Kesehatan Virus Corona

1. Santri membacakan khataman Alquran di rumah duka

Dok. RMINU Jateng

KH Naqib meninggal di Klinik Esensia, Pedurungan, Semarang, sekitar pukul 15.30 WIB. Suasana berkabung menyelimuti rumah duka di Jalan Pungkuran 153, Kauman, Semarang. Tampak para santri membaca khataman Alquran dan tahlil yang dipandu Ketua Takmir MAS, Hanief Ismail.

Hanief Ismail menilai KH Naqib merupakan pribadi yang istikamah dan ikhlas. Terbukti, setiap pengajian yang digelar di masjid mampu memperoleh infaq ratusan juta rupiah dari jemaah, yang semuanya diserahkan kepada masjid. KH Naqib tidak meminta sepeser pun.

"Kami melihat beliau betul-betul orang yang ikhlas dan istikamah. Jadi sedekah yang diberikan jemaah saat pengajian bulan Ramadan itu tidak untuk beliau, tapi diberikan kepada Masjid Agung Semarang," jelasnya.

2. KH Naqib Noor diidolakan para jemaah baik dari dalam maupun luar Kota Semarang

Suasana salat Jumat di Masjid Kauman Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

KH Naqib resmi menjadi imam besar Masjid Agung Semarang sejak tahun 2002 setelah sebelumnya imam besar masjid dipegang oleh KH Abdullah Umar yang tidak lain merupakan guru dari KH Naqib.

"KH Naqib mempunyai pengajian rutin setiap habis zuhur bulan Ramadan di masjid yang dihadiri ribuan jamaah. Tidak hanya itu, ia juga rutin memimpin Salat Tasbih pada malam ganjil akhir bulan Ramadan, dengan jumlah jemaah hampir setara dengan jumlah jemaah Salat Jumat," kata Sekretaris Yayasan Badan Pengelola Masjid Agung Semarang, Abdul Wahid sebagaimana dilansir dari laman nu.or.id, Rabu (12/8/2020).

Lebih lanjut, imbuhnya, Kiai Naqib digandrungi jemaah dari berbagai daerah karena tutur kata dalam menjelaskan Alquran dengan bahasa yang lugas dan mudah dimengerti oleh masyarakat awam. Sehingga jemaah tak hanya datang dari Kota Semarang, melainkan wilayah lain seperti Grobogan, Demak, Magelang, dan sebagainya.

"Ramadan setahun silam adalah mengaji rutin Ramadan terakhir bagi Kiai Naqib karena Ramadan tahun ini ada pandemik COVID-19, pengajian Ramadhan di masjid diliburkan," jelas Abdul Wahid.

Ternyata informasi liburnya pengajian tak rata diterima para jemaah. Akibatnya gak sedikit yang sudah jauh-jauh hari memesan tempat tinggal selama 20 hari demi untuk bisa mengikuti pengajian KH Naqib di masjid. Tapi akhirnya mereka pulang usai mengetahui pengajian di masjid ditiadakan.

Baca Juga: Catat! Jangan Coba-coba Tak Pakai Masker di Semarang, Bakal Kena Denda

Berita Terkini Lainnya