TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Awas! Omicron XBB Sudah Masuk Jateng: Penularan Cepat Tapi Tidak Parah

Jangan remehkan gejala Omicron XBB

ilustrasi virus penyebab COVID-19 Omicron subvarian XBB (freepik.com/Freepik)

Semarang, IDN Times - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah mengungkapkan, COVID-19 Omicron varian XBB telah masuk di seluruh wilayah Jawa Tengah.

Meski demikian, berdasarkan penuturan Ketua IDI Jateng, dr Djoko Handojo, dampak dari penularan virus Omicron XBB tidak terlalu parah dirasakan masyarakat terutama bagi yang sudah menjalani vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau booster

"Kami tentunya tidak melakukan deteksi dini. Yang berwenang melakukannya Dinas Kesehatan dan jajarannya. Tapi kalau dibutuhkan dokter dan tahapan pengobatannya, kami dengan senang hati akan bantu," ujar Djoko saat dihubungi IDN Times, Rabu (2/11/2022).

Baca Juga: RS Kariadi Semarang Minta Dikirimi 4 Vial Obat Penawar Gagal Ginjal Akut

1. Penularan Omicron XBB tidak separah dulu

ilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Ia mengatakan sebuah virus penyakit seperti COVID-19 dan juga Omicron memang cepat berkembang biak. Virus Omicron akan terus bermutasi setiap waktu dan tidak bisa diprediksi. 

Djoko menuturkan dengan banyaknya angka peningkatan kasus penularan COVID-19 yang muncul belakangan ini diprediksi karena disebabkan adanya pengaruh dari varian Omicron XBB. 

"Sigrakan (pecahan) mutasi virusnya kan sangat cepat. Virusnya akan terus bermutasi dan terjadi setiap waktu. Walaupun belum ada data pastinya, (wilayah Jawa Tengah) ya pasti sudah ada lah. Dengan cara-cara penanggulangan yang dilakukan selama ini, penanganannya masih memadai kok. Makanya walaupun penyebaran tergolong cepat tapi kondisinya tidak separah kayak dulu," paparnya. 

2. Gejala Omicron XBB jangan diremehkan

Ketua IDI Jateng dr Djoko Handojo menunjukan contoh foto pasien cacar monyet yang ditemukan di Afrika. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Menurutnya tingkat fatalitas pada penularan Omicron XBB cenderung lebih rendah karena selama ini banyak masyarakat yang sudah mengikuti vaksinasi COVID-19.

Lebih jauh lagi, ia mengimbau kepada masyarakat yang belum divaksinasi booster, sebaiknya secepatnya mengikuti tahapan vaksinasi di fasilitas kesehtaan (faskes) terdekat. 

IDI, katanya juga terus mendorong para lansia untuk berpartisipasi aktif untuk ikut vaksinasi booster sehingga bisa mengurangi resiko paparan virus Omicron XBB. 

"Ada pengaruhnya karena vaksinasi sudah dilakukan walaupun jumlahnya masih jauh dari target. Oleh karena itulah, IDI Jateng terus menggencarkan penyuluhan kepada lansia agar segera ikut vaksin booster. Memang secara klinis, gejala penularan Omicron varian baru ini gampang dilihat, cuman ya jangan dipandang remeh. Misal di satu keluarga ada yang batuk terus-menerus lalu gak mau makan, ya sudah langsung periksakan ke rumah sakit," jelasnya. 

3. Perlu deteksi lewat antigen dan PCR

emc.id

Ia menyarankan supaya masyarakat jangan gampang panik dan jangan buru-buru menyimpulkan kalau gejala batuk, radang tenggorokan dan flu merupakan penyebab paparan Omicron XBB. Sebab, pembuktian klinisnya perlu pengecekan lanjutan di rumah sakit. 

"Kalau ada orang sakit demam belum tentu kena Omicron, bisa jadi akibat DBD, radang atau gejala flu. Kita harus lihat tanda dan penyerta lainnya juga. Meski diperiksa dari rontgen dan laboratorium. Dan sakit radang tenggorokan emang sejak dulu sangat cepat menular. Apalagi kalau tidak pakai masker, lebih-lebih kalau satu keluarga bersinggungan dengan keluarga lain," ungkapnya. 

Baca Juga: Kemenkes: WHO Nyatakan Vaksin COVID-19 Masih Ampuh Terhadap Varian XBB

Berita Terkini Lainnya