TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Beribadah di Rumah Saat Pandemik COVID-19 Menurut MUI Jateng 

Guru besar UIN Walisongo Semarang: Keselamatan lebih penting

Kantor Majelis Ulama Indonesia. Dok. MUI

Semarang, IDN Times - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah meminta kepada seluruh umat Muslim untuk mengutamakan keselamatan jiwa selama masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro Darurat. Seperti diketahui, PPKM Darurat dimulai tanggal 3-20 Juli 2021 nanti.

Baca Juga: Gegara PPKM Darurat, PTM Jateng Ditunda! Siswa Tetap Belajar Online

1. MUI Jateng melihat situasi saat PPKM Darurat jadi dilematis

Suasana Jakarta sekitar Flyover Tapal Kuda Tanjung Barat saat PPKM Darurat pada Minggu (4/7/2021). (IDN Times/Sachril Agustin Berutu)

Wakil Ketua MUI Jateng, Prof Ahmad Rofiq, mengatakan pihaknya cukup memahami dilema yang dialami masyarakat Indonesia terutama warga Jawa Tengah dalam menghadapi aturan PPKM Darurat.

Setiap kebijakan pemerintah, menurutnya dapat dipastikan akan menimbulkan kontroversi sehingga tidak mungkin memuaskan semua warga.

"Apalagi bagi saudara-saudara kita yang mengandalkan hasil bekerja harian, tentu menjadi persoalan sulit," kata Prof Rofiq dalam keterangan yang didapat IDN Times, Sabtu (10/7/2021).

2. Wakil Ketua MUI Jateng imbau keselamatan jiwa didahulukan ketimbang ibadah

Potret Masjid tak gelar salat jemaah di masa PPKM Darurat. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Lebih lanjut, ia menyampaikan situasi yang jadi persoalan dialami umat Muslim yang semula rajin salat lima waktu di masjid, saat ini menjadi tidak bisa dilakukan.

Ia mengakui bahwa masalah itu menambah sedih perasaan umat Muslim. Demikian juga mengenai urusan menutup sementara masjid, sebagai warga yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama, menjadi sangat menyedihkan.

"Keselamatan jiwa wajib didahulukan daripada pelaksanaan ibadah yang bisa dialihkan ke rumah. Karena jiwa yang terancam apalagi hingga meninggal dunia, tentu tidak bisa beribadah lagi. Al-wiqayah khairun min al-‘Ilaj, artinya menjaga diri Jangan sampai terpapar lebih baik dari pada mengobati," tutur Guru Besar Hukum Islam Fakultas Syariah dan Hukum serta Pascasarjana UIN Walisongo Semarang tersebut.

Dengan mengutip Surat Asy-Syura, ia menyampaikan bahwa musibah bagi hamba-hamba Allah yang beriman, adalah bagian dalam perjalanan hidup manusia. Untuk itu, dengan merujuk Al-Qur’an, menyadari bahwa musibah diturunkan Allah terjadi karena kesalahan manusia.

"Kedua, musibah terjadi karena sudah ada catatannya di Lauhil Mahfudh (QS. Al-Hadid (23). Dan ketiga, musibah itu terjadi atas izin Allah (QS. At-Taghabun (64): 11). Allah menguji atau menurunkan bala’ kepada hamba-Nya, termasuk bangsa Indonesia, untuk menguji kesabaran dan penyadaran, apakah masih memiliki kesadaran bahwa mereka ini adalah milik Allah, dan pasti akan kembali kepada-Nya (QS. Al-Baqarah (2): 155-156),'' ungkapnya.

Baca Juga: Sepekan PPKM Darurat, Masjid di Semarang Masih Gelar Salat Jamaah 

Berita Terkini Lainnya