TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bertarung di Pilpres 2024, Sejumlah Capres Bakal Berebut Basis Suara Jokowi

Jokowi bisa mengerek elektabilitas capres

Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Surakarta, IDN Times - Kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang diperkirakan bakal menjadi ajang perebutan massa dari pemilih Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Pasalnya, Jokowi yang menjadi presiden dua periode dianggap telah dikelilingi oleh basis relawan yang kuat dari berbagai segmentasi.

Prediksi tersebut bukanlah isapan jempol mengingat belakangan ini banyak figur yang ingin maju dalam bursa Pilpres 2024 berusaha mendekati Jokowi. 

"Siapa pun capresnya, ingin menjadi bagian dari Pak Jokowi. Berupaya didukung Jokowi. Mereka sudah pasti berupaya meminta restu Jokowi," kata Pakar Politik Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Selasa (16/8/2022). 

Baca Juga: Penghayat Wringin Seto Blora Ramalkan Nasib Ganjar Pranowo: Bisa Mengayomi

1. Para capres bakal berlomba dekati Jokowi

Presiden Joko “Jokowi” Widodo memberi arahan dalam Rakornas BMKG 2022. (dok. YouTube Info BMKG).

Ia menyebut sosok Jokowi yang mampu menjadi presiden dua periode memiliki daya magnet yang kuat dengan basis massa yang besar. 

Pria yang dikenal sebagai Ahli Hukum dan Tata Negara tersebut berpendapat bahwa para capres akan berlomba-lomba ingin populer sebagai jejaringnya Jokowi. Strategi itu agar menyedot pemilih potensial sehingga menang dalam Pilpres 2024.

"Dan itu tak bisa diabaikan banyak orang (capres). Selama ini ada modal kuat hingga terpilih jadi presiden dua kali. Karena punya daya tawar di depan partai dan mampu mengomunikasikan beragam partai," tegasnya. 

2. Pakar politik anggap capres yang cuekin Jokowi keok

Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Bahkan, menurutnya capres yang tak melirik dukungan dari Jokowi atau memalingkan mukanya kemungkinan besar terseok-seok dan malahan bisa keok. Musababnya, capres yang tidak mendekati Jokowi harus membuka jalan sendiri dengan risiko jauh lebih besar.

"Ibarat babat hutan, risiko jauh lebih besar. Jalan bersama Pak Jokowi kan lempeng. Makanya mengikuti jejak Jokowi lebih mudah secara politik bagi capres," terangnya.

3. Jokowi dianggap dekat dengan rakyat

Presiden Joko "Jokowi" Widodo (Dok. Biro Pers Sekretariat Negara)

Selama ini lanjut Agus, Jokowi yang mengawali karir dari Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga Presiden RI dikenal dekat dengan rakyat. Kenyataan itu menjadi daya tarik bagi pemilih karena berasal dari masyarakat biasa.

"Slogannya kan 'Jokowi adalah Kita'. Kita representasi kebanyakan orang. Satu-satunya dari masyarakat biasa ke jenjang itu, sehingga diterima semua kalangan," terangnya. 

Baca Juga: Jokowi Tak Masalah Dianggap Beri Restu ke Prabowo dan Ganjar

Berita Terkini Lainnya