TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gak Takut COVID-19, Warga Semarang Justru Doyan Makan Kelelawar

Kelelawar dipercaya bisa obati asma

Seorang pedagang Pasar Karimata Semarang menunjukan seekor kelelawar yang sering dibeli pelanggannya. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Semarang, IDN Times - Kelelawar merupakan salah satu hewan yang menyita perhatian tatkala pandemik COVID-19 mulai merebak di Indonesia. Hewan pemakan buah-buahan yang bernama latin Chiroptera tersebut semula dianggap sejumlah jurnal penelitian medis bisa menularkan virus corona

Namun, setelah hampir dua tahun lamanya pandemik melanda wilayah Indonesia, masyarakat justru memperlakukan kelelawar dengan cara yang berbeda. Di Semarang, Jawa Tengah sejumlah warga tidak takut saat bersinggungan dengan kelelawar. Saat IDN Times, menyambangi Pasar Karimata di Jalan RA Kartini, sejumlah warga justru menyerbu lapak-lapak pedagang yang menjual kelelawar.

Baca Juga: Virus Corona Mewabah, Omzet Pedagang Kelelawar Semarang Turun Drastis

1. Kelelawar laku 4--5 ekor sehari

Sejumlah kelelawar bergelantungan di dalam kandang milik pedagang Pasar Karimata Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Seorang pedagang kelelawar di lantai dua Pasar Karimata, Suratmin mengaku menangguk untung berlipat saat jualan hewan mamalia tersebut. 

"Sehari kelelawar saya laku empat sampai lima ekor. Kadang kalau pas ramai banget, belasan kelelawar laku dalam sehari," kata pria yang mahsyur disapa Pak Min tersebut, Senin (4/10/2021). 

Pak Min berkata, belakangan ini orang-orang kerap mendatangi lapaknya untuk membeli kelelawar dalam jumlah banyak. Tak cuma laki-laki, ibu-ibu pun sering terlihat membeli kelelawar karena binatang itu dipercaya bisa menyembuhkan penyakit. 

"Setiap hari itu selalu ramai. Memang awal-awal ada virus corona, pasarnya jadi sepi. Tapi pas sekarang ini gak ada pengaruhnya sama sekali. Tetap aja pembeli berdatangan buat beli kelelawar. Kan kelelawar bisa mengobati asma," ujarnya. 

2. Kelelawar sering diolah jadi masakan untuk mengobati asma

ilustrasi penderita asma menggunakan inhaler (fundacionmapfre.org)

Pak Min bilang bagi sebagian masyarakat yang percaya khasiatnya, kelelawar sering diolah menjadi masakan untuk kemudian dikonsumsi oleh penderita asma. Kelelawar, lanjutnya bisa dimasak dengan cara dibakar mirip sate. Akan tetapi bisa juga digoreng layaknya memasak ayam goreng.

"Anak saya karena asmanya sering kambuh, jadinya sering saya kasih daging kelelawar. Kata dia sih dagingnya gurih mirip daging kambing," sahut Heriyanto, seorang pembeli kelelawar di Pasar Karimata.

3. Warga Semarang gak takut virus corona

Deretan kelelawar yang dijual di Pasar Karimata Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Heriyanto mengaku sudah turun temurun mempercayai khasiat dari daging kelelawar. Dari penuturan leluhurnya terdahulu, memakan daging kelelawar juga bisa meredakan sakit gatal-gatal pada kulit. 

Ketika ditanya apakah tidak takut isu penularan COVID-19 lewat kelelawar, ia pun menjawab enteng.

"Saya juga sering makan kelelawar kok. Tidak khawatir soalnya kan gak ada bukti secara nyata. Cuma dugaan-dugaan aja, Mas," terang warga Sidodadi Semarang itu. 

4. Satu kelelawar dijual Rp50 ribu

Kelelawar yang ditangkap di hutan hujan tropis Petungkriyono, Pekalongan, Jawa Tengah. IDN Times/Dhana Kencana

Bagi Pak Min, akhir-akhir ini keuntungannya meningkat pesat dari hasil jualan kelelawar. Satu ekor kelelawar ia jual seharga Rp50 ribu. Dalam sehari ia bisa mendapatkan uang minimal Rp300 ribu dari bisnis penjualan kelelawar. 

"Harganya per ekor Rp50 ribu. Harganya agak mahal karena pasokannya gak terlalu banyak," bebernya. 

Baca Juga: 30 Persen Peternak Ayam di Jateng Bangkrut, Pemerintah Dituntut Beri Subsidi

Berita Terkini Lainnya