30 Persen Peternak Ayam di Jateng Bangkrut, Pemerintah Dituntut Beri Subsidi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Minimnya perhatian dari pemerintah menyebabkan para peternak ayam boiler di Jawa Tengah terpaksa dibuat kelimpungan. Bahkan, terdapat 30 persen peternak yang bangkrut akibat kesulitan membeli pakan jagung karena harganya yang cenderung mahal.
"Sekarang ini banyak peternak sudah menutup usahanya. Kalau di Klaten saja ada 3.000 peternak yang kolaps, maka kalau dijumlah keseluruhan di Jawa Tengah yang bangkrut itu ada 20-30 persen," ujar Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan (Pinsar) Jawa Tengah, Parjuni ketika dikontak IDN Times, Jumat (1/10/2021).
1. Peternak ayam tagih janji Jokowi berikan subsidi pakan
Parjuni mengatakan para peternak ayam boiler selama ini tidak mendapatkan subsidi pakan dari pemerintah. Padahal, saat beberapa kali beraudiensi dengan Presiden Jokowi, menurutnya peternak sudah dijanjikan mendapat bantuan subsidi dana untuk meringankan beban untuk membeli pakan jagung.
Baca Juga: Anjloknya Harga Telur Ayam Picu Deflasi 0,04 Persen di September
2. Peternak ayam khawatir kolaps jika berlarut-larut
Editor’s picks
Ia bilang dengan janji yang tak kunjung direalisasikan, maka para peternak ayam boiler justru berada dalam situasi yang dilematis.
"Kita setiap hari merugi karena pakan jagungnya yang mahal. Sedankan kita dituntut oleh pasar untuk memasok kebutuhan telur ke pasar-pasar dan sentra penjualan lainnya. Kalau pemerintah tidak bisa mengatasi masalah ini, mungkin peternak bisa gulung tikar semua," jelasnya.
3. Lonjakan harga telur dianggap merugikan para peternak
Di samping itu, pihaknya juga merasa dirugikan oleh ulah distributor yang menaikan harga telur di pasaran kisaran Rp20 ribu per kilogram. Ia mengatakan naiknya harga telur sangat memberatkan kalangan peternak ayam boiler mengingat stoknya yang melimpah dan jumlah produksinya yang meningkat.
"Stok telur saat ini masih melimpah. Kalau perhitungan kami untuk wilayah Soloraya saja, produksi telurnya ada 100 ribu ton. Nah, di Jawa Tengah ini semuanya ada 400 ribu ton. Kita dari tingkat peternak harga jual telurnya hanya Rp14 ribu sampai Rp16 ribu per kilogram. Malahan dengan permainan harga di pasaran selama ini, kita yang dirugikan. Kita minta pemerintah segera kendalikan harga telur sehingga bisa meningkatkan daya beli masyarakat," pungkasnya.
Baca Juga: Peternak Ayam Soloraya Bagikan Ribuan Butir Telur Pada Nakes