TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ganjar Ingatkan tak Perlu Bertanya Agama, Suku untuk Majukan Indonesia

Agama, suku, jangan menjadi penghambat 

IDN Times/Fariz Fardianto

Semarang, IDN Times- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyatakan perjuangan bangsa Indonesia tak bisa dilepaskan dari jiwa kepahlawanan dari sejumlah pejuang di berbagai daerah.

Hal itu disampaikan selaku pemimpin upacara Hari Kemerdekaan RI Ke-74, di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang, Sabtu (17/8).

Baca Juga: Mengintip Kata Millennials Soal Toleransi di Koran IDN Times Vol. 2

1. Orang tidak akan bertanya apa agamamu ketika kamu berbuat baik

IDN Times/Denisa Tristianty

Menurutnya masyarakat sudah saatnya meneladani jiwa patriotisme dengan berbagai cara. "Kata Gus Dur, orang tak akan bertanya apa agamamu, apa sukumu, apa golonganmu ketika kamu berbuat baik. Maka perilaku yang ingin atau bahkan nekat mengganti Pancasila sudah mestinya kita hentikan sekarang juga," kata Ganjar. 

Ganjar mengatakan, jiwa kepahlawanan yang harus diteladani adalah ketika para pejuang dari berbagai agama bersatu saat merancang kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia.

Baca Juga: Kisah Sanjoto, Pengawal Jenderal Sudirman, Soekarno dan Ahmad Yani  

2. Agustinus Adisucipto dan Soegijapranata, dua pahlawan yang beragama Katolik

(Prosesi Misa Jumat Agung di Gereja Katolik Kristus Raja) ANTARA FOTO/Dziki Oktomauliyadi

Ia menyebut ada Agustinus Adisucipto yang berlatar belakang agama Katolik, tetapi mampu menjadi seorang pahlawan. Kemudian ada pula Monsinyur Albertus Soegijapranata, sebagai uskup pribumi pertama di Indonesia yang ikut melawan penjajah.

"Soegijapranata malahan dengan gencarnya mengaampanyekan semboyannya yang terkenal, seratus persen Katolik, seratus persen Indonesia. Dia menunjukan bahwa umat Katolik bisa berperan memerdekakan bangsanya," terangnya. 

Baca Juga: Memanusiakan Tionghoa di Indonesia

3. Gatot Subroto beragama Budha. Sedangkan Indonesia juga punya pahlawan dari etnis Tionghoa. Mereka adalah Hwat Tjuang Pong dan Lin Kun Hyan

shuyingtan.blogspot.co.id

Dari umat Buddha, katanya, Indonesia juga punya pahlawan nasional bernama Letjen Gatot Subroto. Dua sosok pahlawan dari etnis Tionghoa juga mampu membuat bangga negara Indonesia. Hwat Tjuang Pong berperan sebagai anggota panitia kemerdekaan Indonesia dari Kota Solo. Pada 18 Agustus, ada pula pejuang Thionghoa bernama Lin Kun Hyan menjadi anggota Badan Penyelidik Kemerdekaan Indonesia. 

"Lin Kun Hyan lalu dipercaya membuat teks pidato bagi Bung Karno," terangnya. Faradj bin Said bin Awadh Martak, seorang pedagang dari Yaman juga berani menyediakan rumahnya di Jalan Pegangsaan untuk tempat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. 

4. Masih ada pula jasa dari pahlawan lainnya. Macam Gusti Ngurah Rai, hingga Untung Suropati

Google.com

Ganjar mengingatkan kepada generasi muda agar jangan melupakan jasa yang telah dilakukan pahlawan-pahlawan, antara lain I Gusti Ngurah Rai, KH Ahmad Dahlan, Hasyim Asy'ari, Untung Suropati yang ikut berjuang di masa kemerdekaan.

Ganjar menekankan Pancasila dari masa lampau hingga sekarang mampu menjadi pemersatu para pejuang dari berbagai agama. Mulai dari Hindu, Buddha, Kristen, Katolik, Islam hingga Konghucu. 

"Kalau sistem pemerintahannya berubah maka NKRI dari Sabang Merauke tidak pernah berubah. Sistem pemerintahan Indonesia sempat berganti RIS, namun pada akhirnya sejak 17 Agustus 1950 tanah air tetap tegak berdiri sebagai negara kesatuan republik Indonesia," urainya.

Baca Juga: Mendapat Remisi HUT RI Ke-74, 208 Napi di Jateng Langsung Bebas

Berita Terkini Lainnya