TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Insiden Jenazah Perawat Ditolak, Pemda Harus Tingkatkan Edukasi Warga!

Pemkab Semarang siapkan lahan pemakaman di Ungaran 

Dok. Sinergi Foundation

Semarang, IDN Times - Sejumlah pemerintah daerah di Jawa Tengah diminta meningkatkan pemahaman kepada masyarakatnya agar kasus penolakan jenazah perawat di Sewakul Ungaran Timur, tidak terulang lagi.

Sebab, penanganan kasus penolakan jenazah menjadi tanggung jawab gubernur, bupati dan wali kota di 35 daerah.

"Kalau tidak mampu mengatasinya, maka pemangku wilayah sudah gagal menjalankan salah satu urusan pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar. Mulai ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, sebagaimana amanat UU 23 Tahun 2014 Tentang Pemda," kata Wakil Ketua Komisi Informasi Publik (KIP) Jateng, Zainal Abidin Petir kepada IDN Times, Senin (13/4).

Baca Juga: KIP Soroti Kesiapan Pemprov Jateng Tangani COVID-19

1. Pemprov diminta kumpulkan MUI dan ahli forensik untuk edukasi masyarakat

Wakil Ketua KIP Jateng Zainal Abidin Petir. Dok KIP Jateng

Zainal menekankan seharusnya Pemprov Jateng merancang kebijakan dengan mengumpulkan para tokoh agama di MUI, pengurus Ikatan Dokter Indonesia dan para ahli forensik. Sehingga mereka bisa memberikan edukasi yang menyeluruh kepada masyarakat untuk mengawal proses pemakaman jenazah perawat, dokter yang ikut menangani virus Corona (Covid-19).

2. Ganjar harus awasi wilayah yang menolak jenazah pasien Corona

Istimewa

Lebih jauh lagi, ia meminta Ganjar bersama Forkominda untuk segera berdialog melalui video conference agar dapat memberikan arahan bagi para bupati dan wali kota di Jateng.

"Sesuai PP Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Tugas dan Wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat, maka tugas Ganjar paling tidak melakukan pembinaan dan pengawasan kepada bupati dan walikota yang wilayahnya ada penolakan jenazah. Lalu masing-masing unsur menyampaikan pencerahan, harus ada aspek kesehatan, agama, penegakan hukum maupun pendekatan kultural," terangnya.

Ia mengaku mestinya penolakan jenazah perawat tidak boleh terjadi. Sebab, perawat jadi ujung tombak ikhtiar menyelamatkan pasien yang terkena virus Corona.

"Mereka rela tidak tidur ketika dinas malam, risiko kena infeksi dari rumah sakit. Begitu berat pengorbanan perawat, lha kok mau dimakamkan masih dipingpong dan ditolak. Kasihan sekali," bebernya.

Baca Juga: Ngaku Tak Takut Virus Corona, Pria Ini Tampar Perawat di Klinik

Berita Terkini Lainnya