TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jateng Masuk Gelombang Ketiga COVID-19 Omicron, IDI: Sesuai Ramalan!

Banyak warga Jateng yang kena pilih isolasi mandiri

ilustrasi mutasi genetik (pixabay.com/swiftsciencewriting)

Semarang, IDN Times - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah memastikan saat ini seluruh wilayah Jawa Tengah telah memasuki gelombang ketiga penularan COVID-19 varian Omicron.

Gelombang ketiga COVID-19 diperkuat dengan kemunculan varian Omicron yang menular dengan cepat dan masif.

"Saat ini Jawa Tengah sudah masuk gelombang tiga wabah virus corona dengan penularan varian Omicron. Dan kondisi yang terjadi saat ini sesuai ramalan banyak dokter dan peneliti yang memprediksi gelombang tiga COVID-19 terjadi di awal tahun ini," kata Ketua IDI Jateng, dr Djoko Handojo kepada IDN Times melalui sambungan telepon, Jumat (4/2/2022).

Baca Juga: 170 Siswa di Jateng Positif COVID-19, Ada yang Omicron, 31 SMA Ditutup

1. Gelombang ketiga COVID-19 gegara keteledoran masyarakat

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Djoko mengatakan, datangnya gelombang ketiga COVID-19 merupakan imbas dari kelengahan masyarakat yang mengabaikan aturan protokol kesehatan. Padahal, tim Satgas COVID-19 pusat telah mengingatkan bahwa akan muncul penularan varian Omicron pasca perayaan Natal dan pergantian malam Tahun Baru.

Diakuinya jika pandangan masyarakat yang menganggap pandemik telah melandai justru mempersulit pemerintah dalam menegakan standar aturan protokol kesehatan.

"Kita tahu sendiri kan semua orang agak senang pas di bulan Desember 2021 kemarin. Lalu masuk Januari 2022, ada perayaan pergantian tahun dan habis Natal sudah diingatkan agar patuhi prokes lagi. Tapi nyatanya sulit karena warga punya pandangan masing-masing. Oleh karenanya kita cuma bisa mengantisipasinya," ungkapnya.

2. Angka infeksi varian Omicron bertambah setiap

ilustrasi COVID-19 varian Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut, ia menyampaikan gelombang ketiga COVID-19 di Jateng juga ditandai dengan angka infeksi Omicron yang semakin hari menjadi bertambah banyak. 

Djoko menyebut, kini banyak warga yang positif Omicron memilih menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumahnya masing-masing. 

"Untuk saat ini angka warga yang terpapar dan yang isolasi mandiri juga cukup banyak. Tapi apakah mereka beneran melakukan isolasi mandiri atau tidak. Karena yang kita khawatirkan mereka malah keluyuran karena gak merasa sakit. Nah, yang musti kita tekankan kepada warga ialah mulai sekarang harus patuhi lagi aturan 5 M dan disiplin melakukan 3 T atau tracing, testing dan tracking," tegasnya.

3. Pergerakan orang dari Jabodetabek membawa COVID-19 Omicron

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Soal dugaan peningkatan penularan varian Omicron akibat dibawa oleh orang-orang yang melakukan perjalanan dari Jabodetabek, ia pun tak menampiknya.

Menurutnya sebenarnya virus Omicron bisa dilokalisir, namun adanya mobilitas warga yang melakukan perjalanan ke luar kota terutama dari Jakarta justru mempermudah penyebaran virusnya.

"Sebetulnya virusnya gak kemana mana. Memang betul adanya pergerakan orang dari Jabodetabek akhirnya jadi banyak tertular. Apalagi tingkat keparahannya rendah dan banyak yang gak bergejala. Ini yang musti ditekan oleh pemerintah. Sebab kita tahun 2021 sudah mengalami gelombang kedua COVID-19 di Kudus. Kita juga gak mungkin memberlakukan lockdown karena di India, Inggris, Amerika dan Australia aja udah di-lockdown tetap gak efektif. Kalau Indonesia di-lockdown, banyak pihak yang protes," akunya.

Baca Juga: Dear Warga Jateng, Anak-anak Kena COVID-19 Omicron Bisa Masuk ICU

Berita Terkini Lainnya