Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Semarang, IDN Times - Uskup Agung Semarang, Monsinyur Robertus Rubiyatmoko memastikan akan mulai menguji coba pelaksanaan normal baru atau new normal di lingkungan gereja Katolik. Romo Rubi, sapaan intimnya, mengaku perayaan Ekaristi nantinya sudah bisa digelar di semua gereja Paroki, mulai 18 Juli 2020 mendatang.
Baca Juga: Uskup Agung Semarang Masih Batasi Ibadah, Misa Online Dua Kali
1. Jemaat gereja wajib mematuhi protokol COVID-19
Suasana misa Sabtu sore di Gereja Bongsari Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto Romo Rubi menekankan pelaksanaan new normal harus tetap mentaati aturan protokol COVID-19 yang ketat.
"Bapa Uskup mengingatkan bahwa pelaksanaan misa di gereja dan kapel bisa digelar mulai 18 Juli, tapi harus mematuhi protokol kesehatan. Sehingga ibadah para jemaat dapat berjalan dengan sehat dan aman," kata Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan, Keuskupan Agung Semarang (HAK-KAS), Romo Eduardus Didik Cahyono saat dikonfirmasi IDN Times, Senin (29/6).
Pihaknya telah menunjuk Pastor Edi Purwanto sebagai koordinator gugus tugas penanganan COVID-19 untuk Keuskupan Agung Semarang. Semua kegiatan misa dan ibadah lainnya, imbuhnya, saat ini harus melalui persetujuan dari tim gugus tugas dari Keuskupan Agung.
2. Umat Katolik diminta tak lengah selama pandemik virus corona
Para OMK Gereja Paroki Bongsari sedang memasang alat pencuci tangan. Dok Gereja Paroki Bongsari Semarang Romo Didik juga mengingatkan agar umat Katolik tak gegabah dalam mengikuti misa. Ia meminta para jemaat tidak boleh lengah dan sembrono selama pandemik COVID-19.
"Kita semua harus disiplin mematuhi aturan protokol kesehatan yang ada. Hindari kerumunan, jaga jarak, harus pakai masker, cuci tangan dan memperhatikan asupan gizi dengan diimbangi berolahraga dan istirahat," terangnya.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Lanjutnya, "Jangan sampai Gereja menjadi klaster penularan COVID-19 karena keteledoran kita. Umat nantinya harus duduk di bangku gereja yang ditandai dengan simbol khusus. Lalu akan ada pengukuran suhu tubuh, cuci tangan dan memakai hand sanitizer."
3. Jemaat yang ikut misa dibatasi umur
Ruang sekretariat Gereja Paroki Bongsari dipasangi kaca pembatas. Dok Gereja Paroki Bongsari Semarang Ia yang juga sebagai pastor di Gereja Santa Theresia Paroki Bongsari mengimbau setiap jemaat mampu memutus mata rantai COVID-19 saat misa di gereja masing-masing. Disampaikannya jika awal misa 18 Juli 2020 nanti akan digunakan sebagai uji coba program new normal agar para jemaat terbiasa dengan perilaku yang baru.
Selain penerapan protokol virus corona yang ketat, jumlah jemaat yang diizinkan ikut misa juga akan dibatasi.
"Yang boleh ikut misa yang usianya 10 tahun hingga 65 tahun dan tidak memiliki sakit bawaan. Bagi yang rentan, bisa beribadah via live streaming," ujar Romo Didik.
Baca Juga: 3 Saran Uskup Agung Semarang untuk Umat Katolik, Waspada Virus Corona