Kisah Petugas KPPS, Masuk Rumah Sakit Setelah Begadang Ngurus Pemilu
Sebelumnya sempat diare dan demam tinggi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times -Pemilu 2019 menyisakan banyak kisah sedih dibanding pemilu-pemilu sebelumnya. Bagaimana tidak, lebih dari 500 petugas Pemilu meninggal dunia dan ribuan lainnya sakit akibat kelelahan seusai bertugas mensukseskan Pemilu serentak 2019.
Suparno, 56, adalah salah satu petugas KPPS yang baru saja keluar dari rumah sakit setelah menjalani perawatan selama 10 hari. Tim medis rumah sakit mendiagnosa warga Tambakaji, Ngaliyan, Samarng, itu mengalami dehidrasi dan kelelahan fisik yang luar biasa seusai mengawal pelaksanaan Pemilu.
Baca Juga: UGM Sebut 500 KPPS Meninggal Dunia Sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB)
1. Baru pertama kali bertugas menjadi anggota KPPS
Suparno mengaku baru pertama kali ini menjadi petugas KPPS. Tempat Pemungutan Suara (TPS) 46 di kampungnya, Tambakaji, Ngaliyan, membutuhkan satu petugas tambahan. Pria yang bekerja di RSUD Wongsonegoro, Ketileng, Semarang, itu bersedia menjadi anggota KPPS karena ingin pelaksanaan Pemilu di kampungnya berjalan lancar.
"Jumlah TPS di Tambakaji kebetulan bertambah sehingga petugasnya juga harus nambah. Saat ketua RT nawarin jadi anggota KPPS, saya ya mau mau aja. Saya hanya ingin membantu," ujar dia kepada IDN Times, Sabtu (11/5).
Baca Juga: KPU Setuju Pemilu Serentak dengan 5 Kotak Suara Cukup Sekali Saja