TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Omicron Mengganas, BOR RS di Jateng Masih Rendah, Tenyata Ini Penyebabnya

Varian baru virus Corona akan terus muncul di Indonesia

Ilustrasi petugas medis yang menangani COVID-19 (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Semarang, IDN Times - Di tengah lonjakan penularan COVID-19 varian Omicron di Jawa Tengah, angka bed occupancy rate (BOR) di sejumlah rumah sakit tergolong masih rendah.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah, dr Djoko Handojo menyampaikan keterisian bangsal COVID-19 belum terlalu tinggi lantaran banyak pasien varian Omicron menjalani karantina terpusat di beberapa rumah sakit rujukan utama.

"BOR di rumah sakit belum tinggi karena umumnya kita sudah sarankan pasien yang terinfeksi varian Omicron sebaiknya menjalani isolasi terpusat. Sehingga yang masuk rawat inap gak banyak. Rata-rata pasien Omicron memutuskan isolasi mandiri di rumahnya sendiri," ungkapnya, Senin (7/2/2022).

Baca Juga: Jateng Masuk Gelombang Ketiga COVID-19 Omicron, IDI: Sesuai Ramalan!

1. Varian baru Corona akan terus muncul di Indonesia

ilustrasi virus corona (IDN Times/Aditya Pratama)

Ia mewanti-wanti kepada masyarakat dan Pemprov Jateng agar mewaspadai penularan varian Omicron. Karena selain penularan Omicron bisa terjadi sangat cepat, virus Corona akan terus bermutasi di seluruh dunia.

Djoko memperkirakan pandemik tak akan pernah selesai karena akan muncul varian baru setelah Omicron. 

"Dan varian virus Corona yang baru akan selalu muncul, dia tidak akan berhenti pada satu varian saja. Ini bisa dilihat bahwa setelah virus Corona lalu muncul varian Delta, lalu Omicron dan nantinya pasti ada varian anyar lainnya," terangnya.

2. IDI sarankan vaksinasi anak digencarkan lagi

Anak remaja berusia 12 tahun lebih mengikuti vaksinasi COVID-19 di pusat perbelanjaan, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (31/7/2021). (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Ia mengaku lebih baik masyarakat Jawa Tengah tetap memegang erat standar protokol kesehatan untuk mengurangi penularan Omicron.

Selain itu, upaya vaksinasi mesti digencarkan lagi terutama untuk dosis ketiga alias booster.

"Kalau kita lihat sekarang memang banyak pro kontra. Ada warga yang gak mau vaksin dan gak mau maskeran. Tapi ya begitulah kondisi masyarakat yang sudah susah mentaati prokes. Maka yang bisa dilakukan sekarang adalah meningkatkan jumlah vakinasi pada anak-anak," jelasnya. 

Baca Juga: COVID-19 Melonjak, Sekolah di Semarang Tutup, Siswa Kembali Belajar Daring

Berita Terkini Lainnya