Pameran Tunggal di Mal, Subadri Pelukis Kaki Menolak Disebut Difabel
Ada 32 lukisannya yang dipamerkan di Mal Ciputra
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Keterbatasan fisik tak menghalangi seseorang untuk terus berkarya. Hal itu benar-benar dibuktikan oleh Sabar Subadri.
Terlahir tanpa kedua tangan, Sabar terus berupaya mengasah kemampuannya untuk mencetak sebuah karya seni. Sejak puluhan tahun lamanya, ia menempa keahliannya melukis menggunakan kedua kakinya di atas kanvas.
Saat peringatan Hari Disabilitas digelar di Semarang pada 3-5 Desember 2019, Sabar pun menggelar pameran tunggal di lantai dasar Mal Ciputra.
Baca Juga: Hari Disabilitas Internasional, Mereka Berkreasi Lewat Produksi Tempe
1. Hari Disabilitas menjadi penyemangat bagi penyandang cacat untuk menunjukkan kemampuannya
Sabar mengungkapkan, Hari Disabilitas menjadi tonggak bagi teman-teman senasibnya untuk termovasi membuktikan kepada publik bahwa mereka mampu bersaing di tengah keterbatasan.
Pihaknya juga tak sepakat dengan sebutan difabel karena selama ini hanya menjadi label dari pemerintah sehingga teman-temannya sebatas menjadi obyek belaka.
\"Saya lebih baik disebut sebagai penyandang cacat ketimbang difabel. Karena kalau difabel di Amerika, orang seperti kita hanya disuruh diam dan diberi santunan, tapi di Indonesia kita bisa membuktikan mampu bersaing dengan orang-orang normal pada umum. Justru kita diberi kemampuan yang spesial untuk menghasilkan karya seni," kata pria kelahiran Salatiga itu kepada IDN Times, Rabu (4/12).