TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penampakan Si Gombar, Miniatur Loko Uap yang Berhasil Cetak 3 Rekor MURI

Loko uap DD52 punya sejarah panjang bagi Indonesia

Sejumlah anggota IRPS saat mengamati langsung setiap jengkal miniatur lokomotif uap DD52 yang dipajang di pelataran Gedung Lawang Sewu Semarang. (IDN Times/Dok Humas PT KAI Daop 4 Semarang)

Semarang, IDN Times - PT Kereta Api Indonesia (Persero) hari ini, Minggu (2/7/2023) mencatatkan sejarahnya di Museum Rekor Indonesia (MURI). 

Tak lain karena KAI bersama Indonesia Railway Preservation Society (IRPS) dan Tridi Zaiku Indonesia (3D Zaiku) berhasil menorehkan tiga rekor sekaligus selama membuat miniatur lokomotif kereta uap seri DD52. 

Baca Juga: KAI Gandeng IRPS Bikin Miniatur Loko Uap di Stasiun Tawang, Bakal Didaftarkan MURI

1. KAI berhasil cetak tiga rekor sekaligus

Sebuah miniatur lokomotif uap seri DD52 yang dulu dijuluki Si Gombar saat dipajang di pelataran Gedung Lawang Sewu, Semarang. (IDN Times/Dok Humas PT KAI Daop 4 Semarang)

Dari keterangan pihak KAI disebutkan ketiga rekor yang dimaksud antara lain, mencetak miniatur lokomotif terbesar dengan memakai teknologi cetak tridimensi. 

Kemudian rekor kedua yaitu pengoperasian printer tridimensi nonstop terbanyak. Dan rekor yang ketiga ialah mengenai buku yang diterbitkan berjudul Stasiun Kereta Api Aktif Terbanyak. Untuk rekor ketiga dianugerahkan kepada IRPS.

"Merupakan suatu kebanggaan bagi KAI bersinergi bersama IRPS dan 3D Zaiku dalam mencatatkan rekor produksi miniatur lokomotif uap bersejarah dalam bentuk 3D print terbesar di Indonesia,” kata EVP of Corporate Secretary KAI, Raden Agus Dwinanto Budiadji. 

2. Dijuluki Si Gombar oleh warga Jabar

Kepala Daop 4 Semarang Wisnu Pramudyo mengecek mesin yang dipakai mencetak miniatur lokomotif uap DD52 di Stasiun Semarang Tawang. (IDN Times/Dok Humas Daop 4 Semarang)

Lebih lanjut, ia menyampaikan miniatur lokomotif uap DD52 diproduksi sejak 7 Juni kemarin di Stasiun Semarang Tawang. Ia mengaku produksi miniatur lokomotif uap itu dijalin bersama IPS dan 3D Zaiku. 

Ukuran miniatur lokomotif uap DD52 dengan diameter 80 sentimeter dan panjangnya 6 meter. Berdasarkan informasi dari Wikipedia, dalam sejarahnya lokomotif uap DD52 ketika masa kolonial Belanda kerap dijuluki Si Gombar oleh warga Jawa Barat. 

Si Gombar pertama kali didatangkan dari pabrikan Hartmann dan Harnomag Jerman tahun 1923 silam. Terakhir kali lokomotif uap Si Gombar beroperasi di Priangan atau wilayah Jawa Barat. 

3. Diproduksi pakai printer 3D selama 14 hari

Kepala Daop 4 Semarang Wisnu Pramudyo bersama IRPS menunjukkan replika roda loko uap DD52 di Stasiun Tawang. (IDN Times/Dok Humas PT KAI Daop 4 Semarang)

Sedangkan, menurut Agus, untuk miniatur lokomotif uap Si Gombar nantinya akan dipamerkan di sejumlah stasiun Pulau Jawa.

Miniatur lokomotif tersebut dibuat dengan teknologi printer 3D yang sudah dipersiapkan cukup lama. Diawali dengan menggambar 3D modeling tanpa blueprint selama 4 bulan hanya dengan melihat referensi foto dan video. 

Untuk 3D modeling tersebut menghasilkan 1.996 komponen yang selanjutnya dirakit sehingga menghasilkan bentuk lokomotif uap yang utuh.

Adapun pengoperasian printer tridimensi dilakukan selama 14 hari di Stasiun Semarang Tawang. Printer 3D yang dioperasikan nonstop berjumlah 35 unit. Dan ada 180 roll filamen dan 10 liter resin UV dihabiskan untuk proses cetak 3D ini.

Selanjutnya untuk pembuatan buku tentang 436 stasiun kereta api aktif yang tersebar di Pulau Jawa. 

Baca Juga: Ojo Lali Lur! Perayaan HUT Jateng Kini Diganti Tanggal 19 Agustus

Berita Terkini Lainnya